Saat ini di berbagai penjuru dunia, tren kasus penyakit diabetes melitus menunjukan adanya kecenderungan peningkatan. Penyakit Diabetes kini tidak hanya menyerang pada kaum dewasa saja, tetapi juga pada anak. Hal ini juga dibenarkan oleh Dr. dr. Denny Agustiningsih, M.Kes., AIFM. dalam acara Workshop “Sekolah sebagai Ujung Tombak Pencegahan Diabetes Melitus”, Senin, 3 Juni 2024. dr Denny membenarkan bahwa di beberapa dekade terakhir, penyakit diabetes melitus tidak hanya terjadi pada orang tua, tetapi juga pada anak.
Di Indonesia, penyakit diabetes melitus pada anak mencapai 2 per 100.000 jiwa. Terjadi peningkatan sebanyak 70x lipat pada tahun 2023 dibandingkan pada tahun 2010 yang hanya 0,028 per 100.000 jiwa. Perlu adanya arah kebijakan untuk mengatasi masalah Diabetes Melitus ini, salah satunya dengan penerapan gerakan masyarakat untuk hidup sehat (Germas). Hal ini sejalan dengan tujuan dari Sustainable Development Goals (SDGs) nomor tiga yaitu mewujudkan kehidupan yang sehat dan sejahtera.
Beberapa startegi arah kebijakan SDGs dalam penguatan Germas tahun 2020 – 2024 diantaranya yaitu mengembangkan kawasan dan lingkungan yang sehat, promosi perilaku hidup sehat dan inovatif, peningkatan akses terhadap pilihan pangan sehat, serta penguatan kebijakan kesehatan. SDGs merupakan tujuan bersama yang pencapaiannya tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah saja, maka diperlukan pendekatan multi-disiplin dengan pemerintah lintas sektor. Pelibatan sektor akademisi tak kalah pentingnya untuk mensukseskan pencapaian SDGs. Oleh sebab itu, Dinas Pendidikan saat ini telah memasukan kebijakan mengenai gerakan sekolah sehat ke dalam kurikulum pembelajaran sesuai dengan arah kebijakan SDGs.
“Dan saat ini, sekarang, sudah ada surat edaran dari Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah tentang gerakan sekolah sehat”, tutur Rira Meuthia, SE, M.Pd, Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman. Beliau menjelaskan bahwa saat ini pemerintah sedang menggaungkan salam 5S (sehat bergizi, sehat fisik, sehat imunisasi, sehat jiwa, sehat lingkungan). Pemerintah Kabupaten Sleman telah memasukan gerakan 5S ke dalam kurikulum pembelajaran dengan harapan, kedepannya gerakan 5S ini dapat menjadi suatu pembiasaan pola hidup bersih dan sehat yang dapat diterapkan dari sejak dini, seperti yang telah dilakukan oleh SMP Negeri 5 Depok.
Gerakan sekolah sehat yang telah dilakukan di SMP Negeri 5 Depok diantaranya olahraga bersama, sarapan bersama, kerja bakti, dan penyuluhan kesehatan. “Untuk penyuluhan kesehatan sendiri, itu yang melakukan bukan bapak ibu guru, tapi di sekolah kami ada yang namanya kader kesehatan remaja, ya itu lanjutan dari bentukan tim HDSS, terima kasih untuk tim HDSS”, jelas Yanuar Secsian Dwi R, S.Pd.Gr, guru PJOK dan pembina UKS SMP Negeri 5 Depok. SMP Negeri 5 Depok merupakan salah satu sekolah yang menjadi pilot project program “Health Promoting School” yang telah diinisiasi oleh tim pengabdian masyarakat “Be Active, Be Healthy” bekerjasama dengan Health and Demographic Surveillance System (HDSS) Sleman.
Pada tahun 2023 tim pengabdian masyarakat “Be Active, Be Healthy” telahbersinergi dengan para stakeholder lintas sektor, bersama dengan SD Percobaan 2 dan SMP Negeri 5 Depok menginisiasi program “Health Promoting School” di sekolah, berfokus pada aktivitas fisik dan gizi kesehatan. Dengan adanya program “Health Promoting School” di sekolah, diharapkan anak-anak dapat membentuk kebiasaan hidup sehat sejak dini dengan banyak menyediakan media untuk melakukan aktivitas fisik di sekolah. Dr. Supriyati, S.Sos., M.Kes., moderator sekaligus tim pengabdian masyarakat “Be Active, Be Healthy” menjelaskan bahwa tim juga telah mengembangkan modul yang memberikan contoh-contoh kegiatan yang dapat dilakukan di sekolah.
Modul yang diciptakan sudah cukup praktis dan dapat dikembangkan oleh para guru di sekolah untuk menciptakan sekolah sehat. “Ini saya kira sudah sangat-sangat sejalan dengan gerakan sekolah sehatnya Kemendikbud, kita telah menyiapkan modul tersebut yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh sekolah masing-masing”, tutur Dr. Supriyati. Dengan adanya aktivasi gerakan sekolah sehat yang dilakukan secara multi-helix oleh berbagai pihak, diharapkan gerakan sekolah sehat mampu untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yaitu mewujudkan kehidupan yang sehat dan sejahtera. Ayo cegah penyakit diabetes melitus dengan menciptakan generasi muda yang sehat, kuat, cerdas, dan berkarakter! Be Active, Be Healthy!
Workshop “Sekolah sebagai Ujung Tombak Pencegahan Diabetes Melitus” yang dihadiri oleh perwakilan guru SD dan SMP se-Kabupaten Sleman dapat disaksikan kembali melalui tautan https://www.youtube.com/watch?v=rQVml89uyBo&t=3462s. Mari bergerak bersama, belajar bersama, dan maju bersama, lawan diabetes melitus sejak dini!
Penulis : Wing Ma Intan
Editor : Wing Ma Intan dan Supriyati