Tag Archive for: SDG 17

Penyakit tidak menular merupakan salah satu penyebab kematian utama di negara berkembang. Kondisi kelainan metabolik yang meliputi obesitas, hipertensi, beserta dengan diabetes mellitus dan kolesterol menjadi faktor resiko munculnya penyakit terkait gangguan Kardiovaskuler. Menurut data HDSS Sleman tahun 2022, prevalensi penyakit tidak menular (PTM) terkait dengan hipertensi dan obesitas sentral di wilayah Kecamatan Kalasan merupakan yang tertinggi di wilayah Kabupaten Sleman.

Dusun Cupuwatu I, Kalasan belum memiliki Posbindu PTM sebagai sarana kegiatan masyarakat untuk mencegah dan mengendalikan penyakit tidak menular. Oleh karena itu, Tim Pengabdian Masyarakat Departemen Kedokteran Keluarga dan Komunitas bersama Departemen Ilmu Penyakit Dalam Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerjasama dengan Puskesmas Kalasan dan HDSS Sleman melaksanakan Workshop dan Sertifikasi Pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) terkait Hipertensi untuk Karang Taruna pada Jumat, 5 Juli 2024 di Dusun Cupuwatu I.

Workshop dan Sertifikasi Pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) diisi dengan pemberian materi diantaranya materi mengenai pengenalan faktor resiko PTM serta langkah-langkah pencegahan dan pengendalian PTM terkait hipertensi yang disampaikan oleh Dr. dr. I Dewa Putu Pramantara, SpPD-KGer. Tak kalah penting, Ibu Sriyati Sipora, S.Kep.Ns dari Puskesmas Kalasan menjelaskan pentingnya peran remaja/ karang taruna dalam pencegahan dan pengendalian PTM terkait Hipertensi.

Kegiatan dilanjutkan dengan workshop praktek pemeriksaan faktor resiko terkait PTM dengan penjelasan dari dr. Imam Khoirul Fajri, MM, mahasiswa Program Studi Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer, Departemen Kedokteran Keluarga dan Komunitas FK-KMK UGM. Beliau menjelaskan urutan pemeriksaan dari Posbindu dan menerangkan cara menggunakan alat pemeriksaan seperti bagaimana cara pemasangan alat dan pengukuran tekanan darah yang benar. Selain dr. Imam Fajri Khoirul, Ibu Sriyati Sipora juga mendampingi praktik pemeriksaan gula darah dalam pemeriksaan Posbindu. Pendampingan dalam praktik pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular ini juga dibantu oleh mahasiswa dari FK-KMK UGM yang berkolaborasi dengan mahasiswa dari Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjaya) Yogyakarta.

Adanya Workshop dan Sertifikasi Pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular  (PTM) ini diharapkan dapat mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yakni mendukung kesehatan dan kesejahteraan, pendidikan berkelanjutan, serta kemitraan untuk mencapai tujuan dengan  cara mengurangi sepertiga kematian dini akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) melalui pencegahan dengan mengenali faktor risiko dari PTM melalui peningkatan pengetahuan dan praktek perilaku pencegahan dan pengendalian PTM pada remaja dalam bentuk pelaksanaan edukasi/pelatihan kesehatan yang bekerjasama dengan berbagai stakeholder terkait seperti Puskesmas Kalasan dan institusi pendidikan lainnya.

Workshop dan Sertifikasi Pelatihan Pencegahan dan Pengendalian PTM merupakan investasi penting untuk mengawali program pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular terkait hipertensi dan SDGs di dusun Cupuwatu I, Desa Purwomartani, Kalasan. Dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat umum, khususnya pemuda/ karang taruna dapat membantu mencegah PTM, meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan, serta mendorong pembangunan yang berkelanjutan.

Penulis: Wing Ma Intan
Editor: Wing Ma Intan, Regita Rahma Maharatri, dr. Yogi ftriadi., M.Sc

Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022 hasil input dari 202 kabupaten/kota se-Indonesia menyebutkan jumlah timbunan sampah nasional mencapai angka 21,1 juta ton. Dari total produksi sampah nasional tersebut, sebanyak 34,29% (7,2 juta ton) belum terkelola dengan baik. Timbunan sampah plastik di dalam negeri diproyeksikan terus bertambah selama tahun 2017 hingga 2025 mendatang. Adapun timbunan sampah plastik pada tahun 2025 mendatang ini nantinya ditargetkan bisa dikurangi sampai 30% dan ditangani hingga 70%, menurut KLHK.

Indonesia sering kali disorot sebagai salah satu negara penghasil sampah plastik terbesar di dunia dan dikenal buruk dalam penanganan dan Pengelolaan sampah, tak terkecuali dengan Yogyakarta. Sampah di depo pembuangan sampah di Yogyakarta mulai mengalami penumpukan beberapa waktu terakhir ini. Hal ini tentu saja menimbulkan keprihatinan karena sampah menjadi salah satu penyebab  masalah kesehatan terkait polusi udara, kontaminasi dari air, penyakit yang ditularkan oleh serangga seperti lalat dan kecoa, ancaman mikroplastik, serta keracunan tanah dan tanaman.

Pengabdian Masyarakat Departemen Kedokteran Keluarga dan Komunitas FK-KMK UGM bekerjasama dengan Bank Sampah Go-Green serta HDSS Sleman pada Jumat, 21 Juni 2024 melaksanakan Workshop dan Sertifikasi Pelatihan Pengelolaan Sampah untuk Karang Taruna Dusun Cupuwatu I. Workshop dan Sertifikasi Pengelolaan sampah ini berisi edukasi bagaimana memilih dan mengolah sampah sebagai upaya peningkatan ekonomi yang diberikan oleh Ibu Fransiska Dani, serta dampak bahaya sampah bagi kesehatan yang diberikan oleh dr. Yogi Fitriadi, M.Sc.

Dusun Cupuwatu I belum memiliki upaya kolektif berbasis masyarakat untuk Pengelolaan sampah secara mandiri. Kepala Dukuh Cupuwatu I, Bapak Awang Prasongko Satrio, dalam sambutannya berharap para karang taruna dusun Cupuwatu I nantinya dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah sampah sehingga mampu untuk meningkatkan perekonomian di dusun Cupuwatu I.

Optimalisasi dalam Pengelolaan dan pemilahan sampah untuk mengurangi pencemaran lingkungan yang berdampak buruk bagi kesehatan dan meningkatkan perekonomian masyarakat ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yakni terciptanya kota  dan pemukiman yang inklusif, aman, tahan lama, dan berkelanjutan dengan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dari sampah. Selain itu membantu terwujudnya konsumsi dan produksi berkelanjutan dengan mengurangi separuh jumlah limbah global per orang. Program ini juga melibatkan kerjasama dengan berbagai pihak terkait seperti bank Sampah Go-Green yang memberikan bantuan terkait pemberian pelatihan/workshop dan fasilitas pengumpulan sampah masyarakat.

Dengan adanya workshop dan sertifikasi mengenai pemilahan dan pengelolaan sampah oleh karang taruna di dusun Cupuwatu I diharapkan karang taruna yang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam  memilih dan mengolah sampah ini nantinya dapat menjadi agen perubahan untuk memberdayakan masyarakat di lingkungan sekitarnya dalam hal pengelolaan sampah mandiri di tingkat rumah tangga baik dalam hal pemilahan sampah maupun pengelolaan sampah organik maupun anorganik lebih lanjut.

Penulis: Wing Ma Intan
Editor: Wing Ma Intan, Regita Rahma Maharatri, dr. Yogi ftriadi., M.Sc