Tag Archive for: Multi stakeholder partnerships

Pada hari Selasa, 24 September 2024, Health and Demographic Surveillance System (HDSS) Sleman mengadakan pelatihan perangkat lunak STATA bagi delapan mahasiswa magang. Peserta terdiri dari mahasiswa kedokteran yang menjalankan kegiatan magang blok elektif dan mahasiswa magang dari program studi kearsipan yang terlibat dalam program magang di HDSS Sleman. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan peserta dalam analisis data, khususnya menggunakan STATA, yang merupakan perangkat lunak analisis yang memiliki berbagai keunggulan dan lebih fleksibel untuk digunakan dalam analisis data penelitian.

Sebagian besar mahasiswa S1 tidak mempelajari penggunaan STATA untuk analisis data dalam kurikulum, meskipun software ini memiliki kemampuan analisis yang mendalam dan telah menjadi salah satu alat yang sering digunakan dalam penelitian kesehatan. Oleh karena itu, pelatihan ini menjadi sangat relevan bagi para peserta, terutama dalam menyiapkan mereka untuk terlibat baik penelitian maupun pekerjaan di masa mendatang.

Pemateri pelatihan yaitu Septi Kurnia Lestari, S.Gz., M.Med.Sc.PH., Ph.D. (Kepala Divisi Ilmiah di HDSS Sleman) dan Kadharmestan Gilang, S.Stat (Manajer Data di HDSS Sleman). Dalam pelatihan tersebut, para peserta diperkenalkan pada dasar-dasar penggunaan STATA, termasuk navigasi antarmuka, perintah dasar, dan cara melakukan analisis deskriptif.

Peserta mendapat kesempatan untuk mempraktikkan pembuatan tabulasi sederhana berupa analisis deskriptif menggunakan set data yang telah disiapkan. Kegiatan ini memberikan pengalaman langsung bagi para peserta dalam mengaplikasikan apa yang mereka pelajari. Selain itu, peserta mendapat gambaran dasar proses cleaning data, yang merupakan bagian penting dari analisis data dan dilakukan oleh manajer data di HDSS Sleman. Proses cleaning data memastikan bahwa data mikro yang merupakan salah satu layanan HDSS Sleman menyediakan data berkualitas dan siap untuk dianalisis lebih lanjut bagi civitas akademika.

Pelatihan ini merupakan bagian dari program magang di HDSS Sleman yang bertujuan untuk memperkenalkan mahasiswa pada pengelolaan data dan analisis data populasi. Program ini dirancang untuk membekali peserta magang dengan keterampilan yang relevan dalam bidang penelitian dan kesehatan masyarakat, yang dapat mereka manfaatkan dalam karir di masa depan.

Kolaborasi dengan Sustainable Development Goals (SDGs):

  1. SDG3: Kehidupan Sehat dan Kesejahteraan

Pelatihan ini berkontribusi pada pencapaian SDG3 dengan mempersiapkan mahasiswa pendidikan dokter dalam menganalisis data kesehatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan layanan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

  1. SDG4: Pendidikan Berkualitas

Program pelatihan ini mendukung SDG4 dengan memberikan pendidikan tambahan di luar kurikulum formal, meningkatkan kompetensi peserta dalam analisis data.

  1. SDG17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan

Program magang ini mencerminkan HDSS Sleman FK-KMK UGM dalam mendukung pembentukan kolaborasi yang kuat dalam mempromosikan kemitraan yang berkelanjutan dalam bidang pendidikan dan penelitian.

Penulis: Naufal Farah Azizah
Editor: Septi Kurnia lestari & Dewi Caesaria Fitriani
Dokumentasi: Dewi Caesaria Fitriani

Setelah sukses membuat program pengabdian masyarakat Health Promoting School yang merupakan perwujudan dari Kampanye Sekolah Sehat Kemendikbud yang sebelumnya menarget siswa dan guru sekolah menengah pertama di beberapa sekolah di Kabupaten Sleman, kali ini kegiatan pengabdian masyarakat Health Promoting School menarget siswa sekolah dasar di Kabupaten Sleman. Fokus program ini yaitu sehat bergizi, sehat fisik, sehat imunisasi, sehat jiwa, dan sehat lingkungan dengan menggandeng berbagai pihak, mulai dari pemerintah hingga satuan pendidikan.

Pada Senin, 9 September 2024, Program Health Promoting School melaksanakan pelatihan kader sekolah sehat bagi perwakilan siswa kelas 4 dan 5 SDIT Alam Nurul Islam yang berlokasi di aula SDIT Alam Nurul Islam.  Kegiatan ini merupakan lanjutan dari kegiatan pengabdian masyarakat yang diketuai oleh dr. M. Lutfan Lazuardi, M.Kes., Ph.D., dari Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK-KMK UGM bekerjasama dengan HDSS Sleman.

Pelatihan ini dibuka dengan sambutan dari perwakilan Kepala Sekolah SDIT Alam Nurul Islam. Kemudian dilanjutkan dengan penyampaian beberapa materi dari tiga orang narasumber, yaitu drg. Arumi Wulansari, M.P.H., selaku Kepala Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta yang membawakan materi tentang kader kesehatan, trias Unit Kesehatan Sekolah (UKS), dan penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di lingkungan sekolah. Selanjutnya, materi kedua disampaikan oleh Dr. dr. Rahmaningsih Mara Sabirin, M.Sc, dari Departemen Fisiologi FK-KMK UGM, yang menyampaikan pentingnya aktivitas fisik pada usia sekolah. Pemateri terakhir, materi tentang gizi yang baik untuk anak sekolah disampaikan oleh ibu Aviria Ermamilia, S.Gz., M.Gizi, RD dari program studi Gizi Kesehatan FK-KMK UGM.

Pelatihan kader Health Promoting School bertujuan untuk membentuk kader kesehatan yang dapat menjadi pemimpin dan mendorong siswa sekolah untuk melakukan aktivitas fisik serta menerapkan PHBS di sekolah. Pelatihan ini mendukung terwujudnya Sustainable Development Goals (SDGs) yakni Good Health and Well-being (SDG3), Quality Education (SDG4), dan Partnership for The Goals (SDG17). Pelatihan kader sehat menyiapkan kader-kader Health Promoting School dengan mengajak dan meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya kesehatan dan lingkungan sekolah yang sehat. Selain itu, pelatihan ini juga dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan yang relevan bagi siswa tentang hidup sehat untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai kader Health Promoting School.

Dengan membekali siswa sebagai kader kesehatan, pelatihan ini tidak hanya bertujuan untuk menciptakan generasi muda yang sehat, tetapi juga membangun fondasi kuat untuk masa depan yang lebih baik. Diharapkan, para kader dapat menjadi agen perubahan yang menginspirasi teman-temannya dan masyarakat sekitar untuk hidup lebih sehat. Program ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran bahwa kesehatan adalah investasi jangka panjang yang harus dimulai sejak dini.

Penulis:

Aphrodita Sona Rachmadani
Bilqis Saptira Maulia
Salma Maharani Cahyadi


Editor: Naufal Farah Azizah

Tahukah kamu bahwa kebiasaan merokok bisa memperburuk kondisi kesehatanmu, terutama jika kamu memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi)? Sebuah penelitian menarik yang dilakukan pada tahun 2017 di Sleman, Yogyakarta, menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi kesuksesan seseorang dalam berhenti merokok.

Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, artinya peneliti mengumpulkan data dari 120 orang yang tinggal di Sleman pada satu waktu tertentu. Responden terdiri dari dua kelompok: mereka yang sudah berhasil berhenti merokok dan mereka yang masih merokok. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami apa saja yang membuat orang berhenti merokok, khususnya bagi mereka yang memiliki hipertensi.

Setelah menganalisis data menggunakan uji chi-square dan regresi logistik, peneliti menemukan dua faktor utama yang signifikan meningkatkan kemungkinan seseorang berhasil berhenti merokok:

  1. Pendidikan: Orang yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi memiliki peluang 1,56 kali lebih besar untuk berhenti merokok dibandingkan dengan mereka yang berpendidikan rendah.
  2. Riwayat Penyakit Lain: Orang yang memiliki penyakit lain selain hipertensi memiliki peluang 2,7 kali lebih besar untuk berhenti merokok.

Menariknya, penelitian ini juga menemukan bahwa faktor usia, pekerjaan, status pernikahan, kondisi ekonomi, dan saran dokter ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap keputusan seseorang untuk berhenti merokok.

Hasil penelitian ini memberikan wawasan berharga bagi upaya meningkatkan kesehatan masyarakat, terutama dalam mengurangi beban penyakit terkait merokok. Dengan memahami faktor-faktor yang berkontribusi pada kesuksesan berhenti merokok, pemerintah dan lembaga kesehatan dapat merancang program intervensi yang lebih efektif. Misalnya, program pendidikan tentang bahaya merokok dan manfaat berhenti merokok mungkin lebih efektif jika ditargetkan pada mereka yang berpendidikan rendah. Selain itu, pendekatan holistik yang melibatkan penanganan berbagai penyakit kronis mungkin juga dapat membantu meningkatkan angka keberhasilan berhenti merokok.

Selain itu, temuan ini juga relevan dengan Sustainable Development Goals (SDGs). Secara khusus, upaya mengurangi kebiasaan merokok sejalan dengan tujuan ketiga SDG3, yaitu memastikan kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. Selain itu, kolaborasi lintas sektor dan kemitraan yang kuat antara pemerintah, lembaga kesehatan, masyarakat sipil, dan sektor swasta sangat penting untuk mencapai tujuan ini. Hal ini sejalan dengan SDG17 yang menekankan pentingnya memperkuat sarana pelaksanaan dan menghidupkan kembali kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan.

Dengan membantu lebih banyak orang berhenti merokok, kita tidak hanya meningkatkan kualitas hidup individu, tetapi juga berkontribusi pada penurunan beban penyakit tidak menular dan kematian dini di tingkat global.

Penulis: Naufal Farah Azizah
Editor: Septi Kurnia Lestari
Ilustrasi: dibuat menggunakan AI ∙ 29 Agustus 2024 jam 11:10

Referensi: Wikansari, N., Kertia, N., & Dewi, F. S. T. (2017). Determinan perilaku berhenti merokok pada penderita hipertensi di kabupaten Sleman. Berita Kedokteran Masyarakat33(3), 135-140.

Jumlah lansia di Indonesia terus meningkat, dan ini menjadi perhatian khusus bagi tenaga kesehatan. Salah satu isu utama yang dihadapi lansia adalah penurunan kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Untuk membantu mengatasi masalah ini, peneliti dari Universitas Islam Indonesia (UII)  dan Universitas Gadjah Mada (UGM) telah mengembangkan aplikasi berbasis Shiny App yang dapat membantu tenaga kesehatan dan kader lansia dalam memantau tingkat kemandirian lansia. Pengembangan aplikasi ini dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan yang dilakukan menggunakan data penelitian tersarang dari Health and Demographic Surveillance System (HDSS) Sleman. Kolaborasi yang dilakukan dalam penelitian mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) Goal 17. 

Aplikasi ini tidak hanya memberikan hasil berupa tingkat kemandirian lansia dari berbagai faktor, seperti kognitif, psikologis, ekonomi, gizi, dan kesehatan, tetapi juga menampilkan plot hubungan kausal secara keseluruhan.

 

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Lansia

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi tingkat kemandirian lansia, diantaranya:

  • Faktor kognitif: Kemampuan berpikir dan mengingat yang menurun dapat memengaruhi kemampuan lansia untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
  • Faktor psikologis: Depresi, kecemasan, dan kesepian dapat membuat lansia kehilangan motivasi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
  • Faktor ekonomi: Keterbatasan finansial dapat membuat lansia kesulitan untuk mendapatkan akses ke layanan kesehatan dan makanan yang bergizi.
  • Faktor gizi: Kekurangan gizi dapat membuat lansia lemah dan tidak berenergi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
  • Faktor kesehatan: Penyakit kronis, seperti diabetes, hipertensi, dan stroke, dapat membuat lansia kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

 

Manfaat Aplikasi Tingkat Kemandirian Lansia

Aplikasi ini memiliki beberapa manfaat, diantaranya:

  • Membantu tenaga kesehatan dan kader lansia dalam memantau tingkat kemandirian lansia secara lebih efektif dan efisien.
  • Membantu lansia untuk tetap mandiri dan aktif dalam kehidupan sehari-hari.
  • Membantu keluarga lansia dalam memberikan perawatan yang lebih baik.
  • Membantu pemerintah dalam merumuskan kebijakan yang tepat untuk meningkatkan kualitas hidup lansia.

 

Selain itu aplikasi ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) Goal 3, yaitu memastikan hidup sehat dan sejahtera bagi semua orang pada semua usia. Dengan meningkatkan kemandirian lansia, aplikasi ini dapat membantu mereka untuk hidup lebih sehat dan bahagia.

Pengembangan aplikasi ini masih terus dilakukan, dan diharapkan dapat segera diimplementasikan di berbagai wilayah di Indonesia.

 

Penulis : Redaksi HDSS Sleman
Editor: Naufal Farah Azizah
Ilustrasi: Generated with AI ∙ 24 February 2024 at 12:24 pm

 

Referensi:

Kusumaningrum, S. D., & Prihantoro, H. P. (2020). Implementasi aplikasi tingkat kemandirian lansia berbasis shiny app. Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasi, 18(2), 173-182.