Tag Archive for: equal access

Pernahkah Anda merasakan nyeri sendi yang tiba-tiba dan luar biasa hebatnya, terutama di bagian jempol kaki? Kondisi ini bisa jadi merupakan gejala asam urat. Meski terdengar asing, asam urat merupakan penyakit yang cukup umum terjadi di Indonesia.

Asam urat adalah penyakit yang terjadi ketika kadar asam urat dalam tubuh terlalu tinggi. Asam urat membentuk kristal tajam yang menumpuk di sendi, khususnya jempol kaki. Kristal inilah yang menyebabkan nyeri dan peradangan yang menyakitkan. Banyak faktor yang dapat memicu asam urat, salah satunya pola makan. Makanan tinggi purin senyawa kimia yang dipecah oleh tubuh akan menghasilkan asam urat (National Cancer Institute, 2024) seperti daging merah dan jeroan, dapat meningkatkan kadar asam urat. Selain itu, penyakit lain seperti tekanan darah tinggi juga bisa menjadi pemicu.

Sebuah penelitian yang dilakukan di Jaranan, Cangkringan, Kabupaten Sleman menemukan fakta bahwa asam urat lebih sering diderita oleh wanita dan lansia. Penelitian ini, menemukan adanya hubungan antara tekanan darah tinggi (hipertensi), konsumsi daging merah, dan risiko terkena asam urat. Selain itu, penelitian ini juga mengungkapkan pentingnya edukasi kesehatan masyarakat, karena faktanya banyak warga yang belum memiliki pengetahuan yang cukup mengenai asam urat.

Asam urat bukanlah penyakit yang bisa dianggap enteng. Jika tidak ditangani dengan baik, penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti nyeri sendi berkelanjutan yang mengganggu aktivitas sehari-hari, kerusakan ginjal akibat penumpukan kristal asam urat, bahkan meningkatkan risiko penyakit jantung. Untuk mencegah dan mengatasi asam urat, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Mulai dari mengatur pola makan, menjaga berat badan ideal, dan berolahraga secara teratur.

Temuan dan saran dari penelitian ini berkontribusi pada pencapaian beberapa Sustainable Development Goals (SDGs). Berkurangnya kejadian asam urat, tidak hanya meningkatkan kualitas hidup individu, tetapi juga mengurangi beban penyakit tidak menular yang menjadi tantangan global dan berkontribusi pada SDG3 (kehidupan sehat dan sejahtera). Selain itu, peningkatan kesadaran masyarakat dan akses terhadap informasi kesehatan yang akurat, kita dapat mendukung pencapaian SDG4, yaitu pendidikan berkualitas. Dengan memahami risiko dan cara mencegah asam urat, masyarakat dapat mengambil langkah-langkah aktif untuk menjaga kesehatan mereka.

Penulis : Aphrodita Sona Rachmadani
Editor : Naufal Farah Azizah
Ilustrasi : dibuat menggunakan AI pada 18 Oktober 2024 pukul 10:04 WIB

Referensi :

Madyaningrum, E., Kusumaningrum, F., Wardani, R. K., Susilaningrum, A. R., & Ramadhani, A. (2021). Community gout management program for adults in the rural area. Journal of Community Empowerment for Health, 4(2), 125-132.

National Cancer Institute. NCI Dictionary of Cancer Terms. 2024. Available at: https://www.cancer.gov/publications/dictionaries/cancer-terms/def/purine. Accessed November 2024

Peringatan Hari Jantung Sedunia (World Heart Day) yang diperingati setiap tanggal 29 September menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dunia terhadap pencegahan penyakit kardiovaskular. Bersamaan dengan perayaan World Heart Day, dr. Anggoro Budi Hartopo, MSc, Ph.D, SpPD-KKV, SpJP(K) yang merupakan salah satu peneliti di HDSS Sleman mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat “Aksi Sehat Jantung: Pemeriksaan Kesehatan dan Penerapan Kuesioner Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner (PJK) Berbasis Web pada Masyarakat di Aula Kalurahan Sidomoyo”.

Tujuan utama kegiatan ini adalah agar partisipan kegiatan bisa dengan mudah menggunakan kuesioner elektronik untuk menilai risiko penyakit jantung. Setelah mengetahui risikonya, diharapkan partisipan akan lebih termotivasi untuk menerapkan gaya hidup sehat. Selain itu, dengan memberikan informasi dan edukasi tentang cara mencegah penyakit jantung dapat menurunkan jumlah penderita PJK.

Acara dimulai dengan sambutan dari Bapak Beben Sumarjiyanto yang mewakili Kalurahan Sidomoyo, lalu dilanjutkan dengan sambutan dan pembukaan acara oleh dr. Anggoro. Kegiatan ini meliputi pemeriksaan kesehatan seperti tekanan darah, tinggi badan, berat badan, dan kadar kolesterol. Setelah pemeriksaan, peserta diberikan penjelasan tentang faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko penyakit jantung.

Selain itu, dilakukan juga uji coba kuesioner elektronik berbasis Borangku untuk mengukur risiko PJK partisipan. Beberapa partisipan dipilih untuk memberikan pendapat mereka tentang aplikasi ini. Dalam kegiatan tersebut partisipan juga mendapat pelatihan dasar pertolongan pertama untuk penyakit jantung, agar peserta bisa memberikan bantuan jika ada orang yang mengalami serangan jantung.

Dengan kegiatan pemeriksaan kesehatan dan edukasi ini, diharapkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjaga kesehatan jantung dan mau melakukan perubahan gaya hidup yang lebih sehat. Selain itu, diharapkan masyarakat juga bisa dengan mudah memeriksa risiko PJK sendiri secara berkala menggunakan kuesioner elektronik berbasis BorangKu. Upaya ini diharapkan mampu mendorong perubahan perilaku yang lebih sehat secara berkelanjutan, sehingga dapat menekan risiko penyakit kardiovaskular di kalangan masyarakat.

Pelaksanaan kegiatan ini tidak lepas dari semangat UGM untuk selalu berkontribusi dalam mendukung ketercapaian Suitable Development Goals (SDGs) sebagai berikut:

  1. SDG3: Menjamin hidup sehat dan mendorong kesejahteraan untuk semua di segala usia. Kegiatan ini secara langsung berkontribusi pada target SDGs 3, terutama dalam hal pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular seperti penyakit jantung. Melalui skrining, edukasi, dan pemanfaatan teknologi, kegiatan ini membantu meningkatkan kesehatan masyarakat dan mengurangi angka kematian akibat penyakit jantung.
  2. SDG3.4: Menurunkan secara signifikan kematian prematur akibat penyakit tidak menular (PTN) seperti penyakit jantung, kanker, penyakit pernapasan obstruktif kronis dan diabetes mellitus pada tahun 2030. Kegiatan ini sejalan dengan target SDGs 3.4, dengan fokus pada pencegahan penyakit jantung.
  3. SDG9: Membangun infrastruktur yang tangguh, mendorong industrialisasi inklusif dan berkelanjutan, dan memfasilitasi inovasi. Penggunaan teknologi seperti kuesioner elektronik berbasis web menunjukkan upaya untuk memanfaatkan inovasi dalam bidang kesehatan. Hal ini sejalan dengan target SDGs 9.
  4. SDG10: Mengurangi ketimpangan dalam dan antar negara. Dengan memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat terhadap informasi kesehatan dan layanan skrining, kegiatan ini berkontribusi pada pengurangan ketimpangan kesehatan.

Kegiatan ini menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, mengurangi beban penyakit tidak menular, dan memanfaatkan teknologi untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Penulis: Bilqis Saptira Maulia, Salma Maharani Cahyadi, Aphrodita Sona Rachmadani
Editor: Naufal Farah Azizah, Dewi Caesaria Fitriani
Dokumentasi: Wing Ma Intan, Dewi Caesaria Fitriani

Mulai tahun 2024, Health and Demographic Surveillance System (HDSS) Sleman membuka pintu bagi mahasiswa kedokteran untuk menjalani program magang (internship) selama blok elektif. Pada tanggal 3 September 2024, HDSS Sleman menyambut kedatangan tiga mahasiswa kedokteran yang antusias untuk memperoleh pengalaman praktis di bidang kesehatan masyarakat.

Selama orientasi, para mahasiswa diperkenalkan dengan berbagai aspek kegiatan HDSS Sleman, mulai dari sejarah hingga program-program yang sedang berjalan. Mereka juga berkesempatan untuk berbagi harapan dan tujuan yang ingin dicapai selama magang.

Salah satu tujuan utama HDSS Sleman adalah mendukung pengembangan lingkungan akademik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM. Dengan menyediakan akses ke data berkualitas tinggi dan kesempatan untuk terlibat dalam penelitian kesehatan masyarakat, HDSS Sleman berharap dapat membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang relevan.

Selama magang, mahasiswa akan mendapatkan kesempatan untuk belajar dari para ahli di bidang kesehatan masyarakat dan terlibat dalam berbagai kegiatan penelitian. Mereka juga akan memiliki kesempatan untuk berkontribusi pada pengembangan program-program HDSS Sleman.

Kolaborasi dengan SDGs:

Kegiatan magang di HDSS Sleman sejalan dengan beberapa Sustainable Development Goals (SDGs). Pertama, magang ini mendukung SDG3: Kesehatan dan Kesejahteraan yang Baik. Dengan memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswa kedokteran, HDSS Sleman membantu mempersiapkan generasi muda tenaga kesehatan yang berkualitas untuk melayani masyarakat.

Kedua, magang ini juga berkontribusi pada SDG4: Pendidikan Berkualitas. Dengan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan keterampilan, HDSS Sleman membantu meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.

Ketiga, magang ini dapat mendukung SDG17: Penguatan Sarana Pelaksanaan dan Menghidupkan Kembali Kemitraan Global untuk Pembangunan Berkelanjutan. Dengan melibatkan mahasiswa dalam kegiatan penelitian dan pengembangan program kesehatan masyarakat, HDSS Sleman dapat memperluas jaringan kerjasama dan memperkuat upaya pembangunan berkelanjutan di tingkat lokal.

HDSS Sleman berkomitmen untuk terus memberikan peluang bagi mahasiswa kedokteran untuk belajar dan berkontribusi pada pembangunan kesehatan masyarakat di Sleman. Melalui magang ini, diharapkan mahasiswa dapat memperoleh pengalaman berharga dan menjadi tenaga kesehatan yang kompeten dan berdedikasi.

Penulis: Naufal Farah Azizah
Editor: Septi Kurnia Lestari
Dokumentasi: Dewi Caesaria Fitriani

Health and Demographic Surveillance System (HDSS) Sleman memenuhi undangan acara Pra Kuliah Perdana yang diselenggarakan bagi 58 mahasiswa baru program Doktor (S3) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) yang dilaksanakan pada Rabu, 21 Agustus 2024 di Ruang CBT C Gedung Perpustakaan FK-KMK UGM. Dalam acara tersebut, HDSS Sleman memberikan sosialisasi yang bertujuan untuk memperkenalkan Sleman HDSS sekaligus menjalin interaksi dengan mahasiswa baru program Doktor (S3) tahun ajaran baru 2024/2025.

Acara ini dirancang untuk memberikan informasi mengenai fasilitas pendukung yang tersedia bagi mahasiswa program doktor di FKKMK UGM. Melalui sosialisasi yang dipresentasikan oleh Ibu Ema Madyaningrum, S.Kep., Ns., M.Kep., Ph.D., beliau memperkenalkan berbagai layanan yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa doktoral untuk mendukung proses pembelajaran dan penelitian mereka. Selain itu, mahasiswa juga diberi informasi mengenai berbagai peluang kerjasama dan layanan yang tersedia di HDSS Sleman yang dapat membantu mahasiswa dalam mengembangkan proyek penelitian dan luaran penelitian berkualitas.

Setelah sosialisasi, acara ini juga dilanjutkan dengan kegiatan Campus Tour yang membawa mahasiswa baru untuk mengunjungi kantor Sleman HDSS. Dalam kunjungan ini, mahasiswa memiliki kesempatan untuk berdialog lebih lanjut melalui sesi tanya jawab dan diskusi yang lebih mendalam mengenai kolaborasi, baik dalam kerjasama serta layanan-layanan yang disediakan oleh HDSS Sleman untuk mendukung aktivitas pendidikan mahasiswa.

Dengan menawarkan peluang kolaborasi kerjasama dan layanan pendukung penelitian, kolaborasi yang terbentuk dengan HDSS Sleman dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas kesehatan masyarakat melalui riset-riset yang berkualitas (SDG3) dan memperkuat kapasitas pendidikan tinggi dengan menyediakan fasilitas yang mendukung proses pembelajaran dan penelitian yang unggul (SDG4). Selain itu, keterlibatan aktif HDSS Sleman dalam membangun kemitraan dengan mahasiswa dan peneliti muda sejalan dengan prinsip-prinsip SDG17, yaitu memperkuat kerjasama dan kemitraan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Melalui kegiatan ini, diharapkan mahasiswa baru program doktor dapat lebih memahami dan memanfaatkan berbagai fasilitas yang tersedia di HDSS Sleman. Hal ini dapat mendukung perjalanan akademis mahasiwa dan berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).

Penulis: Naufal Farah Azizah
Editor: Septi Kurnia Lestari
Dokumentasi: Naufal Farah Azizah dan Rahmi Kusumawati

Health and Demographic Surveillance System (HDSS) Sleman memenuhi undangan panitia untuk berpartisipasi dalam acara Kuliah Perdana yang diselenggarakan pada Selasa, 20 Agustus 2024 di Auditorium bagi mahasiswa baru program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM). Acara ini membuka peluang bagi mahasiswa baru untuk mengenal dan berkolaborasi dengan HDSS Sleman dalam menjalani pendidikan dan penelitian selama studi.

Acara kuliah perdana ini sendiri bertujuan untuk memberikan informasi yang relevan mengenai fasilitas pendukung yang tersedia bagi mahasiswa di FK-KMK UGM. Mahasiswa baru diperkenalkan dengan berbagai sumber daya yang dapat mereka manfaatkan selama masa studi, termasuk kerjasama dan layanan yang disediakan oleh HDSS Sleman. Sebagai salah satu unit penelitian di FK-KMK UGM, HDSS Sleman menawarkan berbagai kerjasama dan layanan yang dapat menunjang proses pembelajaran dan penelitian mahasiswa. Ini termasuk akses ke data kesehatan dan demografi yang luas serta peluang kolaborasi penelitian dan pengabdian masyarakat.

Dalam acara ini, HDSS Sleman mendirikan sebuah booth yang memberikan informasi kegiatan, kerjasama, dan layanan HDSS Sleman kepada para mahasiswa baru. Melalui interaksi langsung di booth, HDSS Sleman berupaya untuk menginspirasi dan memotivasi civitas akademika untuk memanfaatkan berbagai peluang penelitian, kerjasama, dan layanan yang tersedia di HDSS Sleman.

Keterlibatan HDSS Sleman dalam acara ini tidak hanya mendukung SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan dengan mendorong kolaborasi dan kemitraan antara institusi penelitian, akademisi, dan mahasiswa, tetapi juga berkontribusi pada pencapaian SDG 3: Kehidupan Sehat serta SDG 4: Pendidikan Berkualitas. Dengan menyediakan akses ke data yang relevan dan peluang kolaborasi riset, HDSS Sleman mendukung upaya peningkatan kesehatan masyarakat melalui penelitian yang berkualitas (SDG3) dan memperkuat kapasitas pendidikan tinggi dengan menyediakan fasilitas yang mendukung pembelajaran dan penelitian yang unggul (SDG4).

Melalui partisipasi dalam acara ini, HDSS Sleman memperlihatkan komitmen untuk tidak hanya mendukung pengembangan akademis mahasiswa baru, tetapi juga untuk berkontribusi pada upaya global dalam meningkatkan kesehatan dan pendidikan yang berkualitas. Dengan demikian, mahasiswa baru diharapkan dapat memanfaatkan peluang ini untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan riset yang akan memperkaya pengalaman akademis dan mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.

Penulis: Naufal Farah Azizah
Editor: Septi Kurnia Lestari
Dokumentasi: Dewi Caesaria Fitriani dan Fachriyan Rizal Maulana

Proyek Women’s Health Incubator (WHInc) merupakan inisiatif yang diinisiasi oleh Monash University Malaysia, dengan tujuan utama untuk memperkuat infrastruktur dan kolaborasi dalam upaya memperluas dampak positif yang dapat dikontribusikan berbagai health and demographic surveillance system (HDSS) yang ada di Asia. Beberapa HDSS yang terlibat dalam proyek ini antara lain HDSS Sleman dari Indonesia, SEACO dari Malaysia, dan Matlab dari Bangladesh.

Proyek WHInc berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah Malaysia serta beberapa perguruan tinggi ternama, seperti International Centre for Diarrhoeal Disease ResearchBangladesh, Universitas Gadjah Mada (UGM), University of Malaya Malaysia, dan University of Cambridge (MRC Epidemiology Unit) dari Inggris. Kolaborasi ini diharapkan dapat menghasilkan strategi-strategi inovatif yang mampu meningkatkan kesehatan wanita di Asia, terutama di daerah-daerah yang selama ini kurang mendapatkan perhatian.

Proyek ini terdiri dari lima fase utama, yaitu Envisioning Workshop, Process Exploration, Synthesis and Project Engagement, Validation Visits to HDSSs, dan Reflection and Dissemination. Fase awal dari proyek ini adalah pelaksanaan Envisioning Workshop yang telah dilakukan secara hybrid pada 13 dan 14 Juni 2024. Workshop ini mengundang tiga HDSS, yaitu HDSS Sleman, SEACO Malaysia, dan Matlab Bangladesh, yang bersama-sama mendiskusikan potensi kolaborasi masing-masing HDSS dengan pemangku kepentingan dalam mendukung peningkatan kesehatan perempuan.

Dalam workshop ini, HDSS Sleman berkesempatan untuk menyampaikan potensi kolaborasi yang dimiliki selama 10 tahun dalam mengidentifikasi dan mendukung peningkatan kesehatan perempuan. Hal ini sangat relevan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) SDG3 yaitu “Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan” yang menekankan pentingnya memastikan kehidupan sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. Selain itu, proyek ini juga mendukung pencapaian SDG5 yaitu “Kesetaraan Gender,” dengan berfokus pada peningkatan kesehatan wanita yang merupakan salah satu aspek penting dalam mewujudkan kesetaraan gender.

Selain itu, proyek WHInc juga mencerminkan komitmen terhadap SDG17, “Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.” Proyek ini merupakan contoh nyata upaya kemitraan global dapat mempercepat pencapaian tujuan pembangunan dengan menggabungkan kekuatan berbagai negara dan lembaga untuk mencapai hasil yang lebih besar dan lebih berdampak. Kolaborasi lintas batas ini dapat memperkuat kapasitas setiap pihak yang terlibat dan memaksimalkan efektivitas inisiatif kesehatan di Asia.

Dengan adanya inisiatif ini, diharapkan proyek WHInc dapat memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kesehatan wanita di Asia, sekaligus memperkuat kolaborasi antarnegara dan lembaga dalam bidang kesehatan. Proyek ini diharapkan menjadi langkah awal yang signifikan dalam upaya mencapai tujuan pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan di kawasan Asia.

Penulis: Naufal Farah Azizah
Editor: Septi Kurnia Lestari
Dokumentasi: Naufal Farah Azizah

Gigi berlubang atau karies gigi adalah penyakit yang menyerang jaringan keras gigi. Gigi berlubang disebabkan oleh beberapa faktor baik secara internal maupun eksternal. Karies gigi bisa terjadi pada berbagai tahapan kehidupan, tak terkecuali remaja. Penelitian tersarang di Health and Demographic Surveillance System (HDSS) yang diketuai oleh Bambang Priyono dkk menemukan bahwa remaja yang tinggal di perkotaan memiliki risiko gigi berlubang yang lebih rendah dibandingkan dengan yang bertempat tinggal di wilayah pedesaan.

Penelitian tersebut meneliti hubungan antara tempat tinggal (perkotaan atau pedesaan) dan kondisi sosial ekonomi orang tua dengan risiko gigi berlubang pada remaja di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini melibatkan 275 remaja di Kabupaten Sleman dan menggunakan metode survei analitik dengan desain potong lintang yang dengan responden merupakan remaja berusia 13-15 tahun.  Para peneliti mengukur risiko gigi berlubang menggunakan suatu metode yang mempertimbangkan 10 variabel, termasuk faktor perilaku dan kebiasaan makan. 

Meskipun prevalensi gigi berlubang di kedua kelompok – perkotaan (70,7%) dan pedesaan (81,95%) – terbilang tinggi, hasil analisis statistik menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara faktor tempat tinggal dan kondisi sosio ekonomi orang tua terhadap kejadian karies gigi pada remaja.  Artinya, remaja yang tinggal di perkotaan atau pedesaan, serta yang berasal dari keluarga dengan ekonomi beragam, memiliki risiko gigi berlubang yang serupa. 

Meskipun Kabupaten Sleman merupakan daerah berkembang dan memiliki wilayah perkotaan dan pedesaan, penelitian ini tidak menemukan adanya hubungan yang signifikan antara tempat tinggal dan status sosial ekonomi orang tua dengan risiko gigi berlubang pada remaja. 

Temuan ini mematahkan anggapan umum bahwa remaja di perkotaan atau dari keluarga dengan ekonomi lebih baik memiliki risiko gigi berlubang yang lebih rendah.  Hal ini mengindikasikan bahwa faktor-faktor lain, di luar tempat tinggal dan ekonomi orang tua, berperan lebih besar dalam mempengaruhi risiko gigi berlubang pada remaja. 

Para peneliti menduga faktor-faktor seperti kurangnya pengetahuan tentang kesehatan gigi mulut, kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman manis, serta akses ke layanan kesehatan gigi yang tidak memadai, mungkin menjadi faktor yang lebih dominan. 

Temuan penelitian ini memberikan beberapa gambaran upaya untuk mendukung tercapainya beberapa Sustainable Development Goals (SDGs) diantaranya: 

  • SDG 3 (Kesehatan dan Kesejahteraan yang Baik): Mempromosikan kesehatan mulut yang baik dan mencegah gigi berlubang berkontribusi langsung terhadap kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan, sejalan dengan fokus SDG 3 untuk memastikan kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan untuk semua orang di segala usia.
  • SDG 4 (Pendidikan Berkualitas): Mendidik masyarakat tentang pentingnya kebersihan mulut dan kebiasaan makan sehat sejalan dengan tujuan SDG 4 untuk memastikan pendidikan berkualitas yang inklusif dan adil serta mendorong kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua.
  • SDG 10 (Pengurangan Kesenjangan): Menyorot kebutuhan akan akses yang sama ke perawatan gigi untuk mengatasi tujuan pengurangan kesenjangan di dalam dan antar negara (SDG 10) dengan memastikan semua remaja memiliki kesempatan untuk kesehatan mulut yang baik.
  • SDG 11 (Kota dan Komunitas Berkelanjutan): Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mulut di daerah perkotaan dan pedesaan berkontribusi pada penciptaan kota dan komunitas yang berkelanjutan dan inklusif (SDG 11) dengan mengatasi disparitas kesehatan dan mendorong kesejahteraan bagi semua penduduk.

Dengan memahami faktor-faktor risiko yang sebenarnya, upaya pencegahan dan penanganan gigi berlubang pada remaja dapat dilakukan dengan lebih tepat sasaran.  Masyarakat perlu diedukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut sejak dini, serta memilih pola makan yang sehat.  Selain itu, perlu dipastikan adanya akses yang setara terhadap layanan kesehatan gigi bagi semua remaja, terlepas dari latar belakang mereka.

 

Penulis: Wing Ma Intan
Editor: Naufal Farah Azizah
Ilustrasi: dibuat menggunakan AI ∙ 13 Maret 2024 jam 13:42

Referensi:
Priyono, B., Kusnanto, H., Supartinah, A., & Pramono, D. (2016). Correlation between predictions to get a new dental caries with residence area and parental socio-economic conditions in adolescents in Sleman DIY. Majalah Kedokteran Gigi49(3), 115-119.

 

Sebagai unit yang telah menjalankan program kegiatan penelitian, pendidikan, dan pengabdian masyarakat selama 9 tahun, HDSS Sleman rutin melakukan pertemuan manajemen agar HDSS Sleman dapat menjalankan program kegiatan yang tidak hanya bermanfaat tetapi juga berkelanjutan. Pengelola HDSS Sleman berkumpul untuk merumuskan arah dan target capaian untuk tahun 2024. Pertemuan ini bertujuan untuk membahas kegiatan yang akan datang dan menyelaraskannya dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Kegiatan utama HDSS Sleman tahun 2024 ini berfokus pada penyelesaian pengumpulan data siklus 9, pengumpulan data autopsi verbal, pengabdian masyarakat, dan persiapan pengumpulan data siklus 10 tahun 2025. Mayoritas kegiatan utama HDSS Sleman berupa pengumpulan data kesehatan dan demografi berkelanjutan ini mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) nomor 3 tentang Kesehatan dan Kesejahteraan.

Dalam diskusi tersebut juga dibuat perencanaan untuk mengidentifikasi bagaimana setiap kegiatan dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan. Keterlibatan masyarakat Kabupaten Sleman yang menjadi responden dalam pengumpulan HDSS Sleman sejak tahun 2015 diharapkan dapat berlanjut dan memberi manfaat bagi masyarakat.

Melalui refleksi terhadap pencapaian dan tantangan tahun 2023, dalam rapat tersebut dibahas permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan dan rencana untuk perbaikan. Kemudian diskusi memusatkan perhatian pada kegiatan-kegiatan yang direncanakan untuk 2024, dengan fokus utama pada kegiatan yang berkelanjutan dan rutin dilakukan seperti pengumpulan data, pengabdian masyarakat, dan potensi pendanaan penelitian.

HDSS Sleman berkomitmen untuk mengumpulkan data dan menghasilkan analisis data kesehatan dan demografis yang berkualitas agar dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kualitas kesehatan di masyarakat. Untuk mendukung hal ini, pertemuan tersebut merencanakan pelaksanaan workshop analisis data. Hal ini penting untuk memastikan bahwa data yang dihasilkan dapat memberikan pemahaman yang mendalam tentang kondisi kesehatan dan demografi masyarakat, serta menjadi dasar bagi pengambilan keputusan yang efektif.

Perencanaan persiapan pengumpulan data siklus 10 pada tahun 2025 diharapkan dapat berjalan lancar. Ini adalah langkah penting untuk memastikan kelangsungan program surveilans dan penelitian dalam jangka panjang. Kegiatan ini mendukung SDGs nomor 4 tentang Pendidikan Berkualitas, dengan menghasilkan data yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang isu-isu kesehatan dan demografi di masyarakat. Melalui upaya berupa diskusi perencanaan kegiatan dalam satu tahun, HDSS Sleman berharap dapat terus memberikan kontribusi yang signifikan dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, baik secara lokal maupun global.

Penulis: Naufal Farah Azizah
Editor: Septi Kurnia Lestari
Foto: Naufal Farah Azizah

Kegiatan HDSS Sleman yang berkelanjutan sejak tahun 2015 dalam memantau tren kesehatan demografi di Kabupaten Sleman juga berkomitmen untuk mempromosikan kesehatan bagi warga Kabupaten Sleman hingga kini. Dalam upaya mendukung kegiatan promosi kesehatan, HDSS Sleman mengadakan rapat koordinasi untuk merencanakan edukasi kesehatan melalui platform media sosial HDSS Sleman. Tujuan rapat ini tidak hanya untuk meningkatkan kesadaran tentang isu-isu kesehatan lokal, tetapi juga untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).

Rapat tersebut membahas kolaborasi dari divisi pemanfaatan data, manajer data, dan hubungan pemangku kepentingan di HDSS Sleman dalam menyampaikan edukasi kesehatan dan menciptakan interaksi yang lebih baik dengan masyarakat. Edukasi kesehatan yang direncanakan tersebut diharapkan dapat menyebarkan informasi kesehatan penting yang terjadi di wilayah Kabupaten Sleman dan meningkatkan masalah kesehatan lokal di masyarakat.

Diskusi tersebut menekankan dan merencanakan inisiatif HDSS Sleman untuk tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dengan kolaborasi antardivisi. Beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang diharapkan tercapai yaitu upaya mendukung SDG 3 (Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan) dengan mempromosikan hasil kesehatan yang lebih baik dan mengurangi ketidaksetaraan kesehatan di masyarakat. Selain itu, melalui edukasi kesehatan, diharapkan juga terbentuk berkontribusi pada SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) dengan meningkatkan literasi kesehatan di kalangan masyarakat. Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait lokal dengan HDSS Sleman harapannya juga dapat mendukung pencapaian SDG 17 (Kemitraan untuk Tujuan).

Diseminasi hasil pemanfaatan data dan interaksi dengan masyarakat melalui media sosial menjadi fokus utama dalam rapat ini. HDSS Sleman berencana untuk membuat konten yang menarik, memanfaatkan berbagai platform media sosial, dan menggunakan alat digital untuk menjangkau seluruh masyarakat. Pertemuan ini mencerminkan komitmen HDSS Sleman dalam mendukung pembangunan kesehatan yang berkelanjutan, sejalan dengan upaya global mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Dengan kerjasama dan inisiatif yang terencana, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan masyarakat di Sleman.

Penulis: Naufal Farah Azizah
Editor: Septi Kurnia Lestari
Foto: Rahmi Kusumawati

Tidak hanya sebagai unit penelitian, HDSS Sleman mendukung peningkatan luaran proses pendidikan dengan menerima mahasiswa kerja praktik atau magang. Kegiatan magang tidak hanya terlibat dalam kegiatan rutin, tetapi juga memberikan kontribusi penting terhadap beberapa Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan terutama SDG 4. 

HDSS Sleman mulai menerima mahasiswa magang sejak tahun 2020. Mahasiswa yang melakukan magang di HDSS Sleman berasal dari berbagai program studi diantaranya yaitu gizi kesehatan dan statistika. Selain itu, HDSS Sleman juga pernah menerima mahasiswa magang dari program studi S1 kedokteran dan S2 Global Health dari University of Gothenburg.

Baru-baru ini, satu mahasiswa dari jurusan Statistika dan satu mahasiswa Gizi menyelesaikan magang mereka di HDSS Sleman pada Jumat, 2 Februari 2024.  Selama melaksanakan magang, mahasiswa aktif membantu berbagai kegiatan di HDSS Sleman. Kegiatan magang ini bertujuan untuk memberikan gambaran lingkungan kerja serta mengasah kemampuan mahasiswa di dunia kerja. Mahasiswa Statistika terlibat dalam analisis data yang diperlukan untuk pemahaman mendalam tentang pemanfaatan data sekunder di HDSS Sleman. Mahasiswa gizi terlibat dalam pengecekan database makanan dan perhitungan nilai gizi makanan dan uji penggunaan dalam aplikasi BorangKu Nutrisi yang sedang dikembangkan Tim HDSS Sleman. 

Setiap hari Jumat dilaksanakan pertemuan rutin membahas laporan kemajuan kegiatan magang mahasiswa. Pertemuan laporan kemajuan bukan hanya sebagai wadah untuk penyampaian progres pekerjaan selama magang, tetapi juga untuk mengevaluasi kesulitan yang ditemui selama menjalankan pekerjaan. Sehingga, dari kegiatan laporan kemajuan juga didapatkan solusi dari masalah yang dihadapi selama menjalankan kegiatan magang dan harapannya menambah pengalaman serta gambaran dunia kerja.

Dalam ungkapan kesan mereka, kedua mahasiswa tersebut mengakui bahwa pengalaman yang mereka dapatkan selama magang melampaui ekspektasi. Mahasiswa tidak hanya belajar dari buku teks dan perkuliahan dalam kelas, tetapi juga merasakan secara langsung kompleksitas pekerjaan di lapangan. Mereka menyadari betapa pentingnya peran mereka dalam mendukung suatu ekosistem kerja.

Pengalaman magang ini tidak hanya menciptakan kesempatan bagi pengembangan mahasiswa, tetapi juga memberikan kontribusi positif terhadap pencapaian SDGs, terutama SDG 4 (Pendidikan Berkualitas). Partisipasi dan kontribusi aktif mahasiswa selama magang mendukung luaran proses pendidikan berupa sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki keahlian yang dibutuhkan.

Penulis: Naufal Farah Azizah
Editor: Septi Kurnia Lestari
Dokumentasi: Dewi Caesaria Fitriani