Health and Demographic Surveillance System (HDSS) Sleman Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan telah bekerja sama dengan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Sleman untuk menyelenggarakan diseminasi hasil HDSS Sleman kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Sleman. Kegiatan berlangsung pada Senin, 15 Maret 2021 jam 09.00 – 11.00 di Aula Pangripta Kantor Bappeda Kabupaten Sleman, Jalan Parasamya, Beran, Tridadi, Sleman, DI Yogyakarta.

Kegiatan dibuka oleh Kepala Bappeda Sleman yang diwakili oleh Ibu Yuni Hastuti, S.IP, Kepala Sub Bidang Kesejahteraan dan Sosial Bappeda Sleman. Diseminasi hasil HDSS Sleman disampaikan oleh dr. Ifta Choiriyyah, MSPH., Ph.D selaku ketua dan peneliti HDSS Sleman FK-KMK UGM. Kegiatan diseminasi hasil merupakan kegiatan rutin HDSS Sleman dan Bappeda Sleman untuk mempresentasikan hasil penelitian HDSS Sleman untuk mendukung kebijakan pemerintah daerah.

Pada tahun 2020, adanya Pandemi Covid-19 mempengaruhi berbagai kegiatan, termasuk pengambilan data HDSS Sleman. Selama pandemi tahun 2020, HDSS Sleman tetap mengusahakan adanya pengambilan data dan menghasilkan data demografi, sosial, dan ekonomi yang baik dengan alternatif pengambilan data melalui telepon.

“Pengambilan data tahun 2020 dilaksanakan melalui telepon karena adanya pandemi Covid-19. Tujuannya untuk memantau kondisi sosial, ekonomi, dan kesehatan masyarakat selama pandemi dan hasilnya dapat bermanfaat untuk pembuatan kebijakan pemerintah”, ungkap dr.Ifta. Kegiatan dihadiri oleh perwakilan OPD dari Bappeda Sleman, RSUD Sleman, RSUD Prambanan, Dukcapil Sleman, DP3AP2KB Sleman, BPS Sleman, dan Diskominfo Sleman Diseminasi hasil ini mendapatkan respon positif dari OPD. Harapannya kegiatan diseminasi hasil dapat menginisiasi adanya luaran yang sinergis antar kedua institusi, serta pemanfaatan data HDSS Sleman secara maksimal oleh institusi di lingkungan pemerintah khususnya di Kabupaten Sleman. (AR Susilaningrum/ V Jaladara)

Health and Demographic Surveillance System (HDSS) Sleman Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) UGM melakukan audiensi kegiatan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Sleman. Kegiatan dilaksanakan pada Senin, 15 Maret 2021 pukul 08.00-09.00 di Ruang Kepala Bappeda Kabupaten Sleman.

Audiensi dibuka dengan perkenalan dan tujuan audiensi oleh dr. Eggi Arguni, M.Sc., Ph.D., Sp.A sebagai wakil ketua dan peneliti HDSS Sleman FK-KMK UGM. Beliau memaparkan bahwasanya HDSS Sleman berencana melakukan tiga penelitian di tahun 2021. Penelitian yang direncanakan yakni serokonversi Covid-19, monitoring durasi dan proteksi vaksin Covid-19, dan pengambilan data siklus utama HDSS Sleman. Kegiatan tersebut diharapkan dapat mengumpulkan data yang berkualitas khususnya mengenai Covid-19 di masyarakat. Data – data yang ada diharapkan dapat membantu pemerintah daerah dalam pembuatan kebijakan di wilayah Kabupaten Sleman.

Hadir dalam audiensi tersebut Bapak Drs. Kunto Riyadi, MPPM, Kepala Bappeda Sleman. “Bappeda menyambut baik adanya kegiatan penelitian mengenai Covid-19 di Sleman dan siap mendukung” ungkap Bapak Kunto. Harapannya penelitian dapat diteruskan. UGM juga terletak di Sleman, untuk itu beliau berharap penelitian dan data-datanya bisa disampaikan ke pemerintah daerah untuk pengambilan kebijakan. Pemerintah daerah juga diharapkan lebih aktif lagi untuk memanfaatkan data dan penelitian untuk kebijakan yang dibuat.

Kegiatan berlangsung dengan baik. Kedepannya, HDSS Sleman dan Bappeda Sleman akan terus bekerja sama untuk saling bersinergi antar kedua belah pihak institusi. (AR Susilaningrum / V Jaladara)

Pandemi Covid-19 di Indonesia mengakibatkan pelayanan kesehatan berbasis masyarakat terganggu. Salah satunya adalah kegiatan posyandu lansia. Posyandu lansia mempunyai peran yang penting dalam menjaga kualitas hidup lansia. Kegiatan posyandu tersebut diantaranya adalah  pelayanan kesehatan dan pemantauan kesehatan lansia.  Lantas, bagaimana kegiatan posyandu lansia selama pandemi Covid-19?

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan arahan mengenai pelayanan kesehatan lansia dalam buku Panduan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia pada Era Pandemi Covid-19. Dalam buku tersebut bahwasanya kegiatan posyandu lansia ditunda. Penundaan kegiatan posyandu lansia tentu sangat berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan dan pemantauan kesehatan lansia. Selama penundaan posyandu lansia, diharapkan adanya optimalisasi peran kader dalam pemantauan kesehatan lansia dengan komunikasi jarak jauh kepada lansia maupun keluarga / pendamping lansia.

Berdasarkan kondisi tersebut, HDSS Sleman dan Tim Pengabdian Masyarakat FK-KMK UGM menyusun lembar pemantauan mandiri lansia sehat. Lembar tersebut ditujukan untuk lansia dan keluarga / pendamping lansia dalam pemantauan kesehatan lansia. Lembar pemantauan didesain semudah mungkin untuk digunakan semua kalangan, namun tetap memuat hal-hal yang esensial.

Selain itu, tim juga membuat video mengenai cara mengisi lembar tersebut dan cara memantau kesehatan lansia secara mandiri. Harapannya kesehatan lansia dapat terus terpantau baik oleh lansia itu sendiri maupun oleh keluarga atau pendampingnya.

Video cara memantau kesehatan lansia secara mandiri

HDSS Sleman adalah sistem surveilans yang mengumpulkan data kependudukan dan kesehatan di bawah naungan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada. Wilayah kerja HDSS Sleman yakni di seluruh wilayah Kabupaten Sleman yang melibatkan 17 kecamatan dan 216 kluster.

Pengambilan data HDSS Sleman dimulai sejak tahun 2015 dan dilakukan rutin setiap tahunnya. Kegiatan pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan pengukuran langsung kepada responden. Selain pengambilan data, HDSS Sleman juga menyelenggarakan berbagai kegiatan pengabdian masyarakat untuk memberikan manfaat langsung kepada masyarakat di wilayah kerja HDSS Sleman.

Pengambilan data dan kegiatan pengabdian masyarakat tahun 2020 mempunyai keunikan tersendiri karena adanya pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 yang melanda dunia mengharuskan kegiatan HDSS Sleman beradaptasi dengan berkegiatan secara daring. Pada tahun 2020, HDSS Sleman juga melakukan wawancara kepada kepala padukuhan melalui telepon. Wawancara dilakukan oleh supervisor lapangan. Pertanyaan yang diajukan yakni mengenai permasalahan kesehatan masyarakat di padukuhan tersebut.

Adanya data kuantitatif selama 5 tahun siklus pengambilan data dan data hasil wawancara kepada kepala padukuhan tahun 2020, HDSS Sleman membuat Laporan Hasil Pemetaan Potensi Pengabdian Masyarakat HDSS Sleman tahun 2021

Topik potensial untuk kegiatan pengabdian masyarakat yakni mengenai Covid-19, penyakit menular, penyakit tidak menular, perilaku hidup bersih dan sehat, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak, kesehatan jiwa, kesehatan gigi, kesehatan remaja, serta pengetahuan mengenai napza dan rokok.

Pengabdian masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai bentuk. Kegiatan potensial yang dapat dilakukan adalah inisiasi posyandu/posbindu, pendampingan posyandu/posbindu, pemberdayaan masyarakat, peningkatan kompetensi kader, pemberian bantuan alat kesehatan, pembuatan media edukasi, penyuluhan / edukasi, dan pemeriksaan kesehatan.

Adanya laporan pemetaan potensi pengabdian masyarakat HDSS Sleman diharapkan dapat menjadi salah satu referensi data yang kredibel untuk penyelenggaraan kegiatan pengabdian masyarakat. Sehingga kegiatan pengabdian masyarakat akan memberikan manfaat yang maksimal sesuai dengan analisis masalah setempat.

Penyuluhan gizi remaja diselenggarakan HDSS Sleman menyasar remaja Karang Taruna Desa Donoharjo dan Desa Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman. Kegiatan dilakukan secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting dan Youtube. Kegiatan penyluhan gizi remaja merupakan inisiasi dari HDSS Sleman dalam menyikapi gaya hidup remaja yang cenderung berisiko, seperti menyukai makanan dan minuman manis, kurang aktivitas fisik, serta selama pandemi Covid-19 beban tugas sekolah meningkat yang dapat meningkatkan tingkat stres remaja.

Penyuluhan dilakukan pada 28 November 2020 pukul 19.00 WIB. Materi penyuluhan dipresentasikan dengan memutarkan video edukasi gizi remaja. Video dibuat oleh HDSS Sleman yang diprakarsai oleh tim pengabdian masyarakat. Penyuluhan dipaparkan oleh dr. M. Lutfan Lazuardi, M.Kes., Ph.D dari Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan dan Yayuk Hartriyanti, SKM., M.Kes dari Departemen Gizi Kesehatan.

Pembicara menyoroti remaja perlu mengetahui isi piringku, karena remaja seringkali tidak memperhatikan gizi seimbang, serta kurangnya aktivitas fisik. Padahal, dalam masa pandemi Covid-19 diperlukan imun yang baik, yakni dengan konsumsi gizi seimbang dan rutin aktivitas fisik.

Salah satu peserta menanyakan bagaimana sarapan yang baik sehingga tidak mudah mengantuk. Yayuk menerangkan saat sarapan diusahakan mengonsumsi aneka ragam makanan dalam 1 porsinya serta tidak terlalu banyak karbohidrat. Hal ini karena mencerna karbohidrat membutuhkan energi tubuh yang banyak sehingga menimbulkan kantuk.

Hasil evaluasi kegiatan yakni peserta terlihat antusias dan diharapkan adanya penyuluhan dengan tema menarik lainnya. (A Ramadhani)

Penyuluhan Sesi 1: Mengenal Diabetes

Penyuluhan Sesi 2: Luka Kaki Diabetes

Kegiatan penyuluhan mengenai diabetes dan luka kaki diabetes diselenggarakan HDSS Sleman menyasar kader kesehatan di Kecamatan Depok. Sebanyak 10 kader kesehatan perwakilan dari Puskesmas Depok 2 dan Puskesmas Depok 3 antusias mengikuti kegiatan yang dilakukan daring melalui aplikasi Zoom Meeting dan Youtube. Kegiatan ini merupakan inisiasi dari kader kesehatan di Kecamatan Depok yang dilatarbelakangi banyaknya kasus diabetes dan luka kaki diabetes di masyarakat. Disisi lain kader kesehatan belum memiliki cukup pengetahuan dan ketrampilan mengenai diabetes, luka kaki diabetes, dan senam kaki diabetes.

Penyuluhan dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama mengenal diabetes dilaksanakan pada 28 November 2020 pukul 16.00 WIB. Penyuluhan diawali dengan memutarkan video mengenal diabetes yang dibuat dengan kerja sama HDSS Sleman dan Inahealth. Materi mengenal diabetes disampaikan oleh Cahya Prihantama, SKM., MPH dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman bagian promosi kesehatan.

Cahya menyoroti kejadian penyakit tidak menular (PTM) terus meningkat. Pencegahan untuk PTM dapat dengan melakukan CERDIK. Pada akhir sesi terdapat pertanyaan mengenai gejala diabetes pada anak-anak. Gejalanya mirip seperti gejala pada dewasa yakni sering haus, sering lapar, dan sering buang air kecil.

Penyuluhan sesi kedua mengenai luka kaki diabetes dan senam kaki diabetes. Penyuluhan dilakukan pada tanggal 29 November 2020 pukul 16.00 WIB yang diawali dengan memutarkan video mengenal luka kaki diabetes. Materi luka kaki diabetes dan senam kaki diabetes yang disampaikan oleh dr. Hayu Qaimamunazzala, MPH dari HDSS Sleman FKKMK UGM.

Banyak komplikasi dapat menyerang penderita diabetes yang tidak mematuhi pengobatan. Salah satunya adalah luka kaki diabetes yang dapat berakhir dengan amputasi. Gejala luka kaki diabetes awal yakni teraba dingin, bengkak, kulit kaki berwarna merah atau bertambah gelap, terdapat rasa kesemutan, panas, tidak merasa sensasi, luka sulit sembuh, kuku berubah warna, dan rapuh.

Kegiatan penyuluhan diakhiri dengan lomba video senam kaki diabetes dengan harapan dapat memotivasi kader untuk mencoba senam tersebut. Kader berharap kegiatan ini dapat berkelanjutan dengan tema yang menarik lainnya. (A Ramadhani, A.R Susilaningrum)

HDSS Handarbeni merupakan forum atau komunitas yang terdiri dari berbagai tokoh masyarakat di wilayah kerja HDSS Sleman. Kata “Handarbeni” diambil dari pepatah Jawa “Mulat Sarira Hangrasa Wani, Rumangsa Melu Handarbeni, Wajib Melu Angrungkebi” yang berarti berani mawas diri, merasa ikut memiliki, wajib ikut menjaga/membela. Handarbeni sendiri memiliki arti ikut merasakan dan melakukan tindakan sebagai seorang pemilik, sehingga seseorang yang Handarbeni akan merasa memiliki tugas dan tanggung jawab atas kepemilikannya. HDSS Handarbeni dibentuk dengan tujuan mempererat kerjasama serta silaturahmi antara HDSS Sleman dan masyarakat Sleman untuk bersama memperhatikan dan meningkatkan kesehatan masyarakat Sleman. Selain itu, forum ini juga ditujukan sebagai sarana bertukar informasi, pengalaman dan diskusi terkait kesehatan di wilayah Sleman. Tokoh masyarakat yang bergabung dalam forum ini memiliki kesempatan dan peran dalam mendorong, memotivasi, dan menggerakkan masyarakat agar lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan HDSS Sleman, memberikan saran dan masukan terkait permasalahan kesehatan yang dialami masyarakat, serta menyalurkan informasi kesehatan yang benar sehingga kesalahanpahaman informasi yang muncul di masyarakat dapat dihindari. Kehadiran HDSS Handarbeni diharapakan mampu menjembatani komunikasi antara HDSS Sleman dengan masyarakat secara berkelanjutan. Untuk itu, beberapa agenda rutin direncanakan sebagai bagian dari kegiatan forum ini, baik dalam bentuk edukasi maupun diskusi terkait berbagai isu kesehatan terkini di masyarakat.

 

Pembentukan HDSS Handarbeni diawali dengan perkenalan dan sosialisasi program HDSS Handarbeni pada 12 November 2020. Sosialiasi dilaksanakan secara daring melalui WhatsApp grup Forum Dukuh – HDSS Sleman, berdasarkan dari hasil penjajakan yang telah dilakukan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk lebih mengakrabkan HDSS Sleman dengan para tokoh masyarakat serta mengidentifikasi pandangan, harapan dan kebutuhan masyarakat terhadap HDSS Sleman. Sosialisasi dimulai dengan pembukaan, perkenalan peserta yakni bapak/ibu kepala dukuh dan pihak HDSS Sleman, yang kemudian dilanjutkan dengan sosialiasi program dan diskusi oleh Ibu Vena Jaladara, SKM., MPH. Pada sesi ini beberapa kepala dukuh memberikan beberapa saran terkait kebutuhan kerjasama dengan Puskesmas di wilayah Sleman baik untuk mengajak masyarakat untuk hidup sehat/survei tentang kesehatan masyarakat dan penyebarluasan hasil pendataan/survei yang lebih luas lagi.

Kegiatan selanjutnya yakni diskusi dengan judul “Siapkan Protokol Kesehatan dalam Pilkada” yang dilaksanakan pada 6 Desember 2020 oleh Ibu Erlin Erlina, S.I.P., M.A., Ph.D. Diskusi dilaksanakan secara daring melalui melalui platform Youtube HDSS Sleman FK-KMK UGM, Zoom dan live notula WhatsApp grup Forum Dukuh – HDSS Sleman. Kegiatan dilaksanakan mendekati agenda Pilkada Serentak pada 9 Desember 2020 untuk berbagi informasi antar padukuhan mengenai persiapan dalam menghadapi Pilkada di masa pandemi Covid-19. Diharapkan dari diskusi ini Pilkada di wilayah Sleman dapat dilaksanakan tertib dan lancar sesuai dengan protokol kesehatan yang telah disiapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). (BI Kholiq/V Jaladara)

Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sleman telah bekerja sama dengan HDSS Sleman dalam penyusunan kajian perencanaan dan evaluasi kinerja bidang kesehatan dan sosial Kabupaten Sleman.  Kajian perencanaan dan evaluasi tersebut dilakukan oleh peneliti dan tim manajemen HDSS Sleman Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) UGM.

Kegiatan penyusunan laporan dilakukan dengan telaah dokumen dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang meliputi Dinas Kesehatan, RSUD Sleman, RSUD Prambanan, Dinas Sosial dan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB). Selain itu juga dilakukan diskusi dengan tim kajian dan ahli dari FK-KMK UGM untuk memberikan masukan terhadap laporan perencanaan dan evaluasi kinerja. Kegiatan dilakukan secara daring melalui Zoom Meeting pada 8 Juni 2020. Tim ahli yang hadir yakni Ketua HDSS Sleman dan pengelola manajemen HDSS Sleman. Tujuan laporan dan kegiatan ini adalah sebagai perbandingan perspektif akademik bagi perspektif teknokratik dari evaluasi capaian pembangunan bidang kesehatan dan sosial Kabupaten Sleman tahun 2019. Permasalahan umum seluruh OPD dibagi dalam 3 hal yakni mengenai sumber daya dan organisasi, infrastruktur dan lingkungan, serta pelayanan. Peningkatan keahlian, partisipasi masyarakat, dan pelayanan publik menjadi rekomendasi hampir untuk seluruh OPD. Kajian yang dilakukan juga menggunakan data-data HDSS Sleman sebagai salah satu pembanding.

Hal menarik yang diangkat dalam laporan perencanaan dan evaluasi pembangunan bidang kesehatan dan sosial tahun 2020 terkait dengan sustainable smart city dan penanganan pandemi Covid-19. Diharapkan adanya sinergi yang baik antara berbagai organisasi dan bidang dalam program smart city maupun penanganan pandemi Covid-19. (ML Lazuardi, F Hafidz, AR Susilaningrum)

Penyuluhan Budidaya Ikan merupakan salah satu kegiatan pengabdian masyarakat Waras Guyub Rukun: Model Pemberdayaan Masyarakat dalam Pendampingan Ekonomi dan Kesehatan pada Era Adaptasi Kebiasaan Baru di Wilayah Pendampingan Relawan Edukasi Aksi Sosial (EAS) dan HDSS Sleman oleh tim beranggotakan Ema Madyaningrum, S.Kep., Ns., M.Kes., Ph.D, dr.Fatwa Sari Tetra Dewi, MPH., Ph.D, Dr. Supriyati, S.Sos., M.Kes, Erlin Erlina, S.I.P., M.A., Ph.D, Dr. Fitri Haryanti, S.Kp., M.Kes, Ratri Kusuma Wardani, S.Gz, Tri Atmaja Huda, S.Stat dan Annisa Ryan Susilaningrum, S.Kep., Ns. Pemilihan tema mengenai budidaya ikan berangkat dari permasalahan warga  yang belum mengetahui cara pengelolaan ikan yang baik dan benar sehingga budidaya ikan menjadi tema besar dalam penyuluhan ini. Penyuluhan ini dilakukan sebanyak dua kali secara daring melalui platform Youtube HDSS Sleman FK-KMK UGM, Zoom dan live notula WhatsApp grup.

Penyuluhan pertama mengenai pengelolaan dasar-dasar budidaya ikan dilaksanakan pada 4 Desember 2020 oleh Dr. Ir. Ignatius Hardaningsih, M.Si dosen perikanan UGM. Penyuluhan dimulai dengan pemutaran video Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) cuci tangan, pembukaan, sambutan dari tim pengabdian masyarakat HDSS Sleman Ibu Erlin Erlina, S.I.P., M.A., Ph.D, dilanjutkan dengan penyampaian materi dan diskusi. Pemutaran video PHBS cuci tangan diharapkan dapat mengingatkan masyarakat kembali untuk tetap disiplin protokol kesehatan. Dr. Ir. Ignatius Hardaningsih atau yang biasa disapa dengan Pak Gandung menuturkan bahwa pengelolaan air kolam dalam budidaya ikan menjadi fokus utama karena satu tempat yang terbatas digunakan dua kegiatan yang bertolak belakang sehingga perlu dilakukan pengendalian amoniak, mengatur pembuangan dan penambahan air serta mengelola ketersediaan oksigen dalam kolam. Pak Gandung juga menyampaikan bahwa beliau dengan senang hati menerima kunjungan/diskusi mengenai budidaya ikan di rumah beliau, pastinya dengan tetap menerapakan protokol kesehatan yang ada.

 

Penyuluhan kedua mengenai budidaya ikan lele dan nila dilaksanakan pada 11 Desember 2020 yang juga disampaikan Pak Gandung. Penyuluhan dimulai dengan pemutaran video PHBS cuci tangan, pembukaan, sambutan dari Bapak Sukiman. Beliau adalah ketua Cakra Pamungkas (forum kepala padukuhan Kabupaten Sleman). Kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi dan diskusi. Penyuluhan berlangsung dengan baik dan peserta terlihat antusias dilihat dari banyaknya tanya jawab pada sesi diskusi. Pak Gandung menuturkan bahwa pola budidaya lele dengan nila sangat berbeda sehingga harus disikapi dengan cara yang berbeda juga. Pada penyuluhan ini narasumber sangat mendukung beberapa peserta yang menyatakan sedang memulai untuk budidaya maggot. Pak Gandung sendiri sedang bergerak dalam budidaya maggot dan bidang perikanan Sleman akan sangat mendukung untuk program budidaya maggot ini. (BI Kholiq/E Madyaningrum)

Pandemi Covid-19 berdampak pada kelompok wanita terutama dampak dari segi ekonomi. Menyikapi hal tersebut, HDSS Sleman turut serta berperan aktif dalam penanggulangan dampak pandemi di masyarakat. Selain melakukan pengambilan data kependudukan dan kesehatan, HDSS Sleman menyelenggarakan pendampingan ekonomi dan kesehatan melalui pemberdayaan masyarakat untuk menunjang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Padukuhan Karangmalang, Caturtunggal, Depok, Sleman. Kegiatan ini merupakan rangkaian pengabdian masyarakat “Waras Guyub Rukun: Model Pemberdayaan Masyarakat dalam Pendampingan Ekonomi dan Kesehatan pada Era Adaptasi Kebiasaan Baru di Wilayah Pendampingan Edukasi Aksi Sosial (EAS) dan HDSS Sleman” oleh Ema Madyaningrum, S.Kep., Ns., M.Kes., Ph.D dan tim.

Pemberdayaan masyarakat dilaksanakan bersama dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) Mutiara Karangmalang. Rangkaian acara kegiatan ini diawali dengan melakukan pemberian 300 baglog jamur sebagai modal bagi KWT Mutiara. Program ini kemudian dilanjutkan dengan penyuluhan budidaya dan pengolahan jamur, lomba memasak olahan jamur, serta penyuluhan tips pengemasan dan penjualan hasil olahan jamur. Kegiatan dilaksanakan secara tatap muka dengan protokol kesehatan ketat, sedangkan pertemuan online dilakukan melalui fasilitas zoom.

Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan keterampilan ibu-ibu KWT Mutiara dalam melakukan budidaya jamur dan produksi olahan jamur yang sehat serta berkualitas. Kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan suatu  produk olahan jamur dengan brand “Jamur Sekar” (Jamur Sehat Karangmalang).Penyuluhan pertama dengan tema “Budidaya dan Pengolahan Jamur” diselenggarakan pada Sabtu, 28 November 2020 di Pendopo Rumah Warga, Karangmalang, Caturtunggal, Depok, Sleman. Kegiatan dihadiri oleh 9 orang anggota KWT dengan pembicara Ir.Lestari dari Jamur Sedyo Lestari. Penyuluhan ini dilatarbelakangi oleh adanya masalah dalam budidaya jamur seperti pengaturan kelembaban, penyiraman jamur, serta perawatan jamur, akan tetapi belum menemukan pemecahan dari permasalahan tersebut. KWT Mutiara Karangmalang juga belum memiliki suatu produk olahan yang memiliki nilai jual. Pembicara mengatakan bahwa:

 “Dengan hasil panen 300 baglog jamur diharapkan ibu-ibu dapat membuat makanan olahan, supaya ibu-ibu memiliki produk. Kita harus memiliki suatu produk andalan misalnya keripik jamur, sate jamur atau bakso jamur”, ungkap Ir Lestari.

Kegiatan selanjutnya yakni lomba membuat olahan jamur. Lomba dilaksanakan pada 9-11 Desember 2020. Masing-masing peserta memasak masakan yang beragam mulai dari jamur krispi, lumpia jamur, roti tawar goreng isi jamur krispi, steak jamur, burger ayam jamur tiram, omelet jamur dan sate jamur. Peserta memasak di rumah masing – masing dan kemudian mengirimkan hasil karyanya ke panitia.

Penyuluhan kedua tentang “Tips Pengemasan dan Penjualan Hasil Olahan Jamur” diselenggarakan pada Sabtu, 12 Desember 2020 secara daring via Zoom Meeting dan dihadiri oleh 9 anggota KWT Mutiara Karangmalang. Pembicara penyuluhan ini adalah Asrul Tusna Aminudin, S.Si. Beliau merupakan konsultan junior di Small and Medium Enterprise Development Council (SMEDC) Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM.

Asrul mengatakan bahwa “Pemasaran tidak hanya sekedar menjual, namun lebih luas. Bagaimana informasi produk kita tersampaikan ke pembeli dan calon pembeli. Orientasi pemasaran dahulu hanya menjual, tetapi sekarang harus memperhatikan kepuasan pembeli”.

Salah satu peserta kegiatan mengatakan, “Kegiatan ini sangat bagus dan sangat bermanfaat bagi kami yang akan mengembangkan hasil budidaya jamur”. Masyarakat juga berharap bahwa kerjasama antara HDSS Sleman dengan KWT Mutiara masih terus berlanjut dalam hal pendampingan UMKM jamur. (ES Evhani/ AR Susilaningrum).