Penyuluhan Budidaya Ikan merupakan salah satu kegiatan pengabdian masyarakat Waras Guyub Rukun: Model Pemberdayaan Masyarakat dalam Pendampingan Ekonomi dan Kesehatan pada Era Adaptasi Kebiasaan Baru di Wilayah Pendampingan Relawan Edukasi Aksi Sosial (EAS) dan HDSS Sleman oleh tim beranggotakan Ema Madyaningrum, S.Kep., Ns., M.Kes., Ph.D, dr.Fatwa Sari Tetra Dewi, MPH., Ph.D, Dr. Supriyati, S.Sos., M.Kes, Erlin Erlina, S.I.P., M.A., Ph.D, Dr. Fitri Haryanti, S.Kp., M.Kes, Ratri Kusuma Wardani, S.Gz, Tri Atmaja Huda, S.Stat dan Annisa Ryan Susilaningrum, S.Kep., Ns. Pemilihan tema mengenai budidaya ikan berangkat dari permasalahan warga  yang belum mengetahui cara pengelolaan ikan yang baik dan benar sehingga budidaya ikan menjadi tema besar dalam penyuluhan ini. Penyuluhan ini dilakukan sebanyak dua kali secara daring melalui platform Youtube HDSS Sleman FK-KMK UGM, Zoom dan live notula WhatsApp grup.

Penyuluhan pertama mengenai pengelolaan dasar-dasar budidaya ikan dilaksanakan pada 4 Desember 2020 oleh Dr. Ir. Ignatius Hardaningsih, M.Si dosen perikanan UGM. Penyuluhan dimulai dengan pemutaran video Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) cuci tangan, pembukaan, sambutan dari tim pengabdian masyarakat HDSS Sleman Ibu Erlin Erlina, S.I.P., M.A., Ph.D, dilanjutkan dengan penyampaian materi dan diskusi. Pemutaran video PHBS cuci tangan diharapkan dapat mengingatkan masyarakat kembali untuk tetap disiplin protokol kesehatan. Dr. Ir. Ignatius Hardaningsih atau yang biasa disapa dengan Pak Gandung menuturkan bahwa pengelolaan air kolam dalam budidaya ikan menjadi fokus utama karena satu tempat yang terbatas digunakan dua kegiatan yang bertolak belakang sehingga perlu dilakukan pengendalian amoniak, mengatur pembuangan dan penambahan air serta mengelola ketersediaan oksigen dalam kolam. Pak Gandung juga menyampaikan bahwa beliau dengan senang hati menerima kunjungan/diskusi mengenai budidaya ikan di rumah beliau, pastinya dengan tetap menerapakan protokol kesehatan yang ada.

 

Penyuluhan kedua mengenai budidaya ikan lele dan nila dilaksanakan pada 11 Desember 2020 yang juga disampaikan Pak Gandung. Penyuluhan dimulai dengan pemutaran video PHBS cuci tangan, pembukaan, sambutan dari Bapak Sukiman. Beliau adalah ketua Cakra Pamungkas (forum kepala padukuhan Kabupaten Sleman). Kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi dan diskusi. Penyuluhan berlangsung dengan baik dan peserta terlihat antusias dilihat dari banyaknya tanya jawab pada sesi diskusi. Pak Gandung menuturkan bahwa pola budidaya lele dengan nila sangat berbeda sehingga harus disikapi dengan cara yang berbeda juga. Pada penyuluhan ini narasumber sangat mendukung beberapa peserta yang menyatakan sedang memulai untuk budidaya maggot. Pak Gandung sendiri sedang bergerak dalam budidaya maggot dan bidang perikanan Sleman akan sangat mendukung untuk program budidaya maggot ini. (BI Kholiq/E Madyaningrum)

Pandemi Covid-19 berdampak pada kelompok wanita terutama dampak dari segi ekonomi. Menyikapi hal tersebut, HDSS Sleman turut serta berperan aktif dalam penanggulangan dampak pandemi di masyarakat. Selain melakukan pengambilan data kependudukan dan kesehatan, HDSS Sleman menyelenggarakan pendampingan ekonomi dan kesehatan melalui pemberdayaan masyarakat untuk menunjang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Padukuhan Karangmalang, Caturtunggal, Depok, Sleman. Kegiatan ini merupakan rangkaian pengabdian masyarakat “Waras Guyub Rukun: Model Pemberdayaan Masyarakat dalam Pendampingan Ekonomi dan Kesehatan pada Era Adaptasi Kebiasaan Baru di Wilayah Pendampingan Edukasi Aksi Sosial (EAS) dan HDSS Sleman” oleh Ema Madyaningrum, S.Kep., Ns., M.Kes., Ph.D dan tim.

Pemberdayaan masyarakat dilaksanakan bersama dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) Mutiara Karangmalang. Rangkaian acara kegiatan ini diawali dengan melakukan pemberian 300 baglog jamur sebagai modal bagi KWT Mutiara. Program ini kemudian dilanjutkan dengan penyuluhan budidaya dan pengolahan jamur, lomba memasak olahan jamur, serta penyuluhan tips pengemasan dan penjualan hasil olahan jamur. Kegiatan dilaksanakan secara tatap muka dengan protokol kesehatan ketat, sedangkan pertemuan online dilakukan melalui fasilitas zoom.

Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan keterampilan ibu-ibu KWT Mutiara dalam melakukan budidaya jamur dan produksi olahan jamur yang sehat serta berkualitas. Kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan suatu  produk olahan jamur dengan brand “Jamur Sekar” (Jamur Sehat Karangmalang).Penyuluhan pertama dengan tema “Budidaya dan Pengolahan Jamur” diselenggarakan pada Sabtu, 28 November 2020 di Pendopo Rumah Warga, Karangmalang, Caturtunggal, Depok, Sleman. Kegiatan dihadiri oleh 9 orang anggota KWT dengan pembicara Ir.Lestari dari Jamur Sedyo Lestari. Penyuluhan ini dilatarbelakangi oleh adanya masalah dalam budidaya jamur seperti pengaturan kelembaban, penyiraman jamur, serta perawatan jamur, akan tetapi belum menemukan pemecahan dari permasalahan tersebut. KWT Mutiara Karangmalang juga belum memiliki suatu produk olahan yang memiliki nilai jual. Pembicara mengatakan bahwa:

 “Dengan hasil panen 300 baglog jamur diharapkan ibu-ibu dapat membuat makanan olahan, supaya ibu-ibu memiliki produk. Kita harus memiliki suatu produk andalan misalnya keripik jamur, sate jamur atau bakso jamur”, ungkap Ir Lestari.

Kegiatan selanjutnya yakni lomba membuat olahan jamur. Lomba dilaksanakan pada 9-11 Desember 2020. Masing-masing peserta memasak masakan yang beragam mulai dari jamur krispi, lumpia jamur, roti tawar goreng isi jamur krispi, steak jamur, burger ayam jamur tiram, omelet jamur dan sate jamur. Peserta memasak di rumah masing – masing dan kemudian mengirimkan hasil karyanya ke panitia.

Penyuluhan kedua tentang “Tips Pengemasan dan Penjualan Hasil Olahan Jamur” diselenggarakan pada Sabtu, 12 Desember 2020 secara daring via Zoom Meeting dan dihadiri oleh 9 anggota KWT Mutiara Karangmalang. Pembicara penyuluhan ini adalah Asrul Tusna Aminudin, S.Si. Beliau merupakan konsultan junior di Small and Medium Enterprise Development Council (SMEDC) Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM.

Asrul mengatakan bahwa “Pemasaran tidak hanya sekedar menjual, namun lebih luas. Bagaimana informasi produk kita tersampaikan ke pembeli dan calon pembeli. Orientasi pemasaran dahulu hanya menjual, tetapi sekarang harus memperhatikan kepuasan pembeli”.

Salah satu peserta kegiatan mengatakan, “Kegiatan ini sangat bagus dan sangat bermanfaat bagi kami yang akan mengembangkan hasil budidaya jamur”. Masyarakat juga berharap bahwa kerjasama antara HDSS Sleman dengan KWT Mutiara masih terus berlanjut dalam hal pendampingan UMKM jamur. (ES Evhani/ AR Susilaningrum).

 

Dalam masa pandemi COVID-19 banyak kegiatan yang tidak dapat berjalan dan harus menyesuaikan protokol kesehatan dalam pelaksanaannya. Salah satunya kegiatan tersebut adalah penyuluhan kesehatan di masyarakat. Kegiatan penyuluhan kesehatan sebagai bagian dari pengabdian masyarakat FK-KMK UGM  dilakukan di Padukuhan Karangmalang, Depok, Sleman melalui daring. Penyuluhan ini berfokus pada kesehatan lansia di masa pandemi, mengingat lansia merupakan kelompok yang paling berisiko terpapar COVID-19. Penyuluhan dilakukan dengan media Whatsapp Group yang beranggotakan 10 orang lansia. Penyuluhan dilakukan setiap Sabtu jam 16.00-17.00 dan dibagi menjadi tiga sesi dengan materi yang berbeda.

Sesi pertama mengenai pencegahan dan protokol COVID-19 bagi lansia dan penyandang penyakit kronis, disampaikan oleh Anggi Lukman Wicaksana, S.Kep., Ns., M.S pada hari Sabtu, 7 November 2020. Anggi menyampaikan beberapa protokol kesehatan selama pandemi. Salah satu lansia menanyakan tips menggunakan kendaraan umum seperti taksi online.

“Untuk kendaraan umum seperti taksi online, sebaiknya diisi 1 orang dan duduk di kursi belakang. Minta mobil dengan kapasitas 8-9 orang jika akan ada 2 penumpang. Jika memungkinkan ada baiknya menggunakan mobil pribadi. Terpaksanya harus menggunakan kendaraan umum, harus  tetap memperhatikan penggunaan masker, jaga jarak, dan tidak menyentuh bagian kendaraan yang tidak diperlukan.”

Sesi kedua mengenai pemantauan kesehatan mandiri pada lansia, disampaikan oleh Annisa Ryan Susilaningrum, S.Kep., Ns pada hari Sabtu, 14 November 2020. Akibat adanya COVID-19, posyandu lansia ditiadakan untuk mencegah penularan. Banyak lansia yang tidak bisa memeriksakan kesehatannya. Oleh karena itu, Annisa memberikan tips mengenai pemeriksaan kesehatan mandiri dengan bantuan keluarga melalui video. Selain itu, tim pengabdian masyarakat juga menghibahkan dua perangkat timbangan berat badan dan tensimeter. Lansia sangat antusias untuk meminjam peralatan tersebut.

Sesi ketiga mengenai penggunaan aplikasi JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) Mobile disampaikan oleh dr. Firdaus Hafidz As Shidieq, MPH, Ph.D pada hari Sabtu, 21 November 2020. Hafidz memaparkan aplikasi JKN mobile banyak manfaatnya diantaranya: adanya akses program JKN, memeriksa status kepesertaan JKN, pendaftaran pelayanan kesehatan, dan konsultasi dokter. Namun karena lansia belum familiar dengan aplikasi ini, banyak lansia yang masih bingung cara penggunaannya. Adanya pendampingan keluarga dalam menggunakan aplikasi JKN mobile dapat membantu lansia memanfaatkan aplikasi tersebut untuk keperluannya.

Dengan adanya serial penyuluhan tersebut, lansia berharap adanya penyuluhan yang berkelanjutan oleh HDSS Sleman dengan topik lainnya yang beragam. Sehingga lansia dapat memperoleh informasi yang benar dan dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Harapan kedepannya lansia sehat, lansia aktif, mandiri, dan produktif (A Ramadhani, A R Susilaningrum)

HDSS Sleman secara rutin menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat. Kegiatan di masa pandemi COVID-19 menjadi tantangan tersendiri. Dengan protokol kesehatan, HDSS Sleman menyelenggarakan penyuluhan dan pelatihan dengan tema “Pengontrolan Asam Urat” yang dihadiri 9 orang kader poyandu lansia. Kegiatan dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 November 2020 di Rumah Kepala Dukuh Jaranan, Argomulyo, Cangkringan, Sleman.

Kegiatan dilatarbelakangi karena banyaknya kasus asam urat di masyarakat. Berdasarkan data yang diperoleh dari 109 orang, terdapat 20 orang (18,35%) mempunyai penyakit asam urat. Disisi lain kader kesehatan belum memiliki cukup pengetahuan dan keterampilan pengontrolan asam urat. Untuk itu, HDSS Sleman menyelenggarakan penyuluhan dan pelatihan pengontrolan asam urat.

Penyuluhan sesi 1 oleh Ratri Kusuma Wardani, S.Gz mengenai gizi pada penderita asam urat. Dari pemaparan beliau, penderita asam urat masih bisa mengonsumsi apapun, tetapi dengan jumlah terbatas. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar mengonsumsi ekstrak kaldu dan penyedap rasa. Ratri mengatakan, “Penyedap rasa atau ekstrak daging memiliki kandungan purin dan garam yang sangat tinggi. Bisa diganti dengan membuat kaldu sendiri, meskipun agak ribet ya Bu”.

Penyuluhan sesi 2 yakni mengenal asam urat oleh Ema Madyaningrum, S.Kep., Ns., M.Kes., Ph.D. Beliau dosen keperawatan FKKMK UGM. Dalam sesi tersebut, ada pertanyaan mengenai dampak jangka panjang jika asam urat tidak ditangani segera.

“Jika tidak ditangani dengan segera, asam urat akan menumpuk di dalam sendi, nyeri dan akan mengganggu kegiatan sehari-hari, dan kemungkinan akan dilakukan operasi. Selain itu juga, penumpukan asam urat di dalam ginjal akan memperberat kerja ginjal dan bisa berakibat gagal ginjal.”

Untuk menunjang pengontrolan dan pemeriksaan asam urat di masyarakat, HDSS Sleman melalui dana hibah pengabdian masyarakat FK-KMK tahun 2020, menghibahkan dua perangkat alat GCU, satu tensimeter, dan dua paket alat pelindung diri (APD). Kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan pengecekan kadar asam urat. Para kader nampak antusias dan satu per satu praktik mengecek kadar asam urat.

Penyuluhan dan pelatihan diakhiri dengan foto bersama. Kader berharap adanya penyuluhan rutin oleh HDSS Sleman dengan topik kesehatan yang lain. (A Ramadhani)

    Mengawali kegiatan pengabdian masyarakat di tahun 2020, HDSS Sleman menyelenggarakan penyuluhan kesehatan dengan tema “Kesehatan Jantung Lansia”. Penyuluhan diselenggarakan pada Selasa, 18 Februari 2020 di Posyandu Lansia Anggrek Kuningan, Dusun Karang Malang, Desa Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, yang dihadiri 50 orang anggota posyandu lansia.

Penyuluhan ini merupakan permintaan dari kader posyandu lansia. Hal ini dilatarbelakangi oleh banyaknya lansia yang mempunyai keluhan kesehatan jantung akan tetapi belum pernah ada penyuluhan mengenai kesehatan jantung.

Untuk itu, HDSS Sleman bekerja sama dengan Departemen Kadiologi dan Kedokteran Vaskuler, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM menyelenggarakan penyuluhan “Kesehatan Jantung Lansia”. Dalam kesempatan ini yang menjadi pembicara adalah dr.Vita Yanti Anggraeni, M.Sc., Ph.D., Sp.PD., Sp.JP.

Dokter Vita menyoroti adanya perubahan demografi menuju populasi lansia. Hal ini menandakan adanya peningkatan ekonomi dan kesehatan masyarakat. Disisi lain, lansia mempunyai berbagai permasalahan kesehatan, tidak terkecuali permasalahan jantung dan pembuluh darah. Pada kegiatan tersebut dr.Vita memaparkan mengenai pengertian, jenis penyakit jantung dan pembuluh darah, tanda dan gejala, cara mengenali penyakit, dan perilaku yang disarankan untuk mencegah atau mengontrol penyakit.

“Penyakit pada lansia lebih sering tanpa gejala khas namun saat ditemukan sudah dalam kondisi buruk. Oleh karena itu, ayo kita hidup sehat dan yang paling penting periksa kesehatan secara rutin walaupun tidak ada keluhan”, ungkap dokter Vita.

Para lansia terlihat sangat antusias menyimak materi penyuluhan. Salah satu lansia berkesempatan menanyakan mengenai,”Apakah mitos atau fakta bahwa kamar mandi berbahaya bagi lansia? Saya sampai takut masuk kamar mandi karena mendengar banyak lansia meninggal di kamar mandi”. Dalam sesi diskusi, dokter Vita menjelaskan bahwasanya memang banyak kejadian henti jantung yang terjadi di kamar mandi. Penjelasan logis kejadian ini yakni perubahan suhu mendadak yang ekstrim, peningkatan beban dan aktifitas ketika menggunakan gayung yang penuh air, serta mengejan yang terlalu berat saat BAB. Kegiatan tersebut mungkin tidak disadari namun meningkatkan kerja jantung. Untuk itu, langkah yang dapat dilakukan adalah menjaga perubahan suhu yang tidak terlalu ekstrim dingin dengan cara menggunakan air hangat, memakai gayung dengan air tidak penuh agar tidak terlalu berat, posisi duduk untuk mengurangi aktifitas, dan usahakan BAB tidak terlalu keras supaya tidak mengejan terlalu berat. “Lansia disarankan untuk mengkonsumsi banyak sayur, buah, dan air putih serta mengurangi kopi dan teh. Mungkin mengejan terlihat sepele tapi penting untuk diperhatikan lansia dan pasien dengan gangguan jantung” ungkap dokter Vita sebagai penutup kegiatan tersebut.

Masyarakat berharap adanya kerjasama berkelanjutan antara HDSS Sleman dan posyandu baik dalam kegiatan penyuluhan dengan berbagai topik maupun bentuk pengabdian masyarakat yang lain. (AR Susilaningrum/AL Wicaksana)

HDSS Sleman telah mengundang beberapa tokoh masyarakat mewakili kecamatan di Kabupaten Sleman untuk mengikuti diskusi informal dalam rangka inisiasi pembentukan Community Engagement Committee (CEC). Pembentukan CEC bertujuan untuk meningkatkan peran serta dan kerjasama tokoh masyarakat sebagai penggerak, fasilitator dan motivator bagi masyarakat dalam kegiatan HDSS Sleman. Diskusi informal ini dimaksudkan untuk menggali permasalahan yang dirasakan masyarakat terkait pengambilan data HDSS Sleman dan memohon masukan dari masyarakat terkait rencana pembentukan CEC. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 22 Oktober 2019 di sekretariat HDSS Sleman, Gedung Radiopoetro Lantai 1 Sayap Barat, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM.

Kegiatan ini dihadiri oleh tokoh masyarakat meliputi :
1. Perwakilan Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia (PPPKMI)
2. Kepala Polsek Kecamatan Ngaglik
3. Komandan Rayon Militer Kecamatan Depok
4. Ketua PKK Dusun Sribit, Desa Sendangtirto, Kecamatan Berbah
5. Kepala Dusun Sribit, Desa Sendangtirto, Kecamatan Berbah
6. Ketua PKK Dusun Sidomulyo, Desa Trimulyo, Kecamatan Sleman
7. Sub PPKBD (Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa) Dusun Gamplong, Desa Sumber Rahayu, Kecamatan Moyudan
8. Sub PPKBD (Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa) Dusun Mergan, Desa Sendang Mulyo, Kecamatan Minggir.

Pada saat pelaksanaan kegiatan diskusi, tokoh masyarakat kekhawatiran masyarakat bila enumerator yang datang adalah penipuan. Selain itu, masyarakat mengeluhkan karena harus dikunjungi setiap tahun dan menanyakan apakah bisa jika respondennya diganti.

Untuk menjaga hubungan baik dengan responden, HDSS Sleman telah menyelenggarakan kegiatan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat di wilayah kerja HDSS. Terkait dengan hal tersebut, warga juga menanyakan apakah dusun di Kabupaten Sleman yang tidak menjadi wilayah kerja HDSS juga bisa mendapatkan penyuluhan. Masukan dari tokoh masyarakat terkait pengambilan data HDSS Sleman diantaranya pemberian informasi mengenai hasil pengambilan data sampai ke level terkecil, kegiatan sosialisasi/penyuluhan sebelum enumerator turun ke lapangan dan pemberian informasi kepada masyarakat bahwa masyarakat tersebut diambil datanya sebagai barometer situasi di Kabupaten Sleman. Secara umum tokoh masyarakat antusias dengan kegiatan ini. Diskusi bersama tokoh masyarakat perlu ditingkatkan cakupannya kepada seluruh dusun di Kabupaten Sleman.

Sebelum menutup kegiatan, tokoh masyarakat diajak untuk mengunjungi laboratorium biobank milik FK-KMK UGM. Kunjungan ini bertujuan agar tokoh masyarakat mengetahui bagaimana proses penyimpanan biosampel, terutama sampel darah dari kegiatan pengambilan sampel darah di masyarakat yang telah dilakukan oleh HDSS Sleman sebelumnya. Dari kegiatan kunjungan ini, tokoh masyarakat dapat memahami bahwa sampel darah yang diambil benar-benar dijaga kualitas dan kerahasiaannya sehingga dapat dimanfaatkan untuk penelitian kesehatan dalam jangka waktu yang panjang.

 

 

Diskusi bersama Tokoh Masyarakat untuk Menginisiasi CEC di Sekretariat HDSS Sleman

 

Kunjungan Tokoh Masyarakat ke Laboratorium Biobank FK-KMK UGM

 

Foto Bersama Tokoh Masyarakat di FK-KMK UGM

HDSS Sleman menyelenggarakan penyuluhan kepada ibu-ibu PKK Dusun Randugunting, Desa Tamanmartani, Kecamatan Kalasan. Penyuluhan tersebut mengangkat topik mengenai penyakit tidak menular. Pemilihan topik ini dilatarbelakangi permintaan Ibu Dukuh karena warga ingin mengetahui lebih jauh tentang jenis-jenis penyakit tidak menular, faktor risiko dan cara mencegahnya. Kegiatan penyuluhan dihadiri oleh kurang lebih 30 orang.

Materi penyuluhan disampaikan oleh Vena Jaladara, SKM., MPH dari Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan dan Kedokteran Sosial FK-KMK UGM. Bu Vena memaparkan pengertian penyakit tidak menular, jenis-jenis penyakit tidak menular yang sering muncul di masyarakat seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes melitus, kanker dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), faktor risiko dan cara pencegahan melalui gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS).

Masyarakat cukup antusias dan menyambut dengan baik kegiatan ini. Banyak ibu yang memberikan pertanyaan terkait gejala-gejala yang dirasakan serta pola hidup sehat di lingkungan sekitar kepada pembicara. Masyarakat berharap terus dilakukan kerjasama dengan HDSS Sleman baik dalam kegiatan penyuluhan maupun bentuk pengabdian masyarakat lainnya dengan topik yang lain.

 

Bappeda Kabupaten Sleman telah bekerja sama dengan HDSS Sleman dalam menyusun evaluasi dan perencanaan pembangunan bidang kesehatan dan sosial Kabupaten Sleman. Kajian evaluasi dan perencanaan pembangunan tersebut dilakukan oleh salah satu peneliti HDSS Sleman sekaligus tenaga ahli Bappeda dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) UGM yaitu dr. M. Lutfan Lazuardi, M.Kes., Ph.D.

Dalam menyusun laporan kajian, selain melakukan telaah dokumen dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kabupaten Sleman, HDSS Sleman telah beberapa kali mengadakan pertemuan bersama Bappeda Kabupaten Sleman. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2019 di Kantor Bappeda Sleman untuk mendiskusikan hasil HDSS Sleman yang terkait dengan permasalahan dan isu strategis bidang kesehatan dan sosial di Kabupaten Sleman. OPD yang diundang untuk berdiskusi meliputi Dinas Kesehatan, RSUD Sleman, RSUD Prambanan, Dinas Sosial dan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB).

Selain itu, pada tanggal 17 Mei 2019, dilakukan diskusi dengan tim kajian dan ahli dari FK-KMK UGM untuk merumuskan rekomendasi yang dapat diberikan terkait isu kesehatan lingkungan dan isu sosial. Kegiatan diskusi ini dihadiri oleh dr. Hayu Qaimamunazzala dari FK-KMK dan Marlita Putri Ekasari, S.Farm, Apt., MPH dari Fakultas Farmasi UGM.

Selanjutnya, HDSS Sleman bersama Bappeda Kabupaten Sleman melakukan focus group discussion (FGD) kepada OPD terkait untuk mendiskusikan permasalahan dan isu strategis dari masing-masing OPD. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 26 Juli 2019 di Kantor Bappeda Kabupaten Sleman.

 

Gambar 1. Pemaparan Hasil HDSS Sleman pada tanggal 10 Mei 2019

 

Gambar 2. Diskusi dengan Tim kajian dari UGM

 

Gambar 3. FGD dengan OPD pada tanggal 26 Juli 2019

Health and Demographic Surveillance System (HDSS) Sleman Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan telah bekerja sama dengan Bappeda Kabupaten Sleman untuk menyelenggarakan acara diseminasi hasil HDSS Sleman kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) atau Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Sleman. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 29 Januari 2019 di Ruang Rapat Gambuh Kantor Bappeda Kabupaten Sleman, Jalan Parasamya, Beran, Tridadi, Sleman, DI Yogyakarta.

Kegiatan ini dibuka oleh Drs. Pranama, M.Si dari Bappeda Kabupaten Sleman. Pemaparan mengenai hasil HDSS Sleman disampaikan oleh dr. M. Lutfan Lazuardi, M.Kes., Ph.D. Kegiatan ini dilakukan selaras dengan tujuan HDSS Sleman untuk mendukung pembangunan kesehatan di Kabupaten Sleman serta mendorong pengembangan kebijakan yang berbasis bukti untuk meminimalisir dampak peningkatan beban penyakit. Untuk itu, diperlukan dukungan dari Organisasi Perangkat Daerah di Kabupaten Sleman serta stakeholder terkait. Kegiatan ini mendapatkan respon yang positif dari OPD. Diseminasi hasil HDSS Sleman kepada OPD diharapkan dapat menginisiasi adanya luaran yang sinergis antar kedua institusi.

 

 

HDSS Sleman menyelenggarakan kegiatan penyuluhan terkait kanker serviks di Dusun Sidomulyo, Desa Trimulyo, Kecamatan Sleman pada hari Senin, 2 September 2019 pukul 14.30 WIB. Kegiatan ini merupakan permintaan Ibu Dukuh Sidomulyo, Desa Trimulyo, Kecamatan Sleman. Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh keinginan warga untuk mengetahui lebih jauh mengenai kanker serviks.

Kegiatan penyuluhan ini bertepatan dengan kegiatan pertemuan ibu-ibu PKK agar partisipasi yang hadir cukup banyak. Pertemuan ini dihadiri oleh kurang lebih 45 ibu-ibu PKK. Materi penyuluhan disampaikan oleh dr. Anis Widyasari, Sp.OG dari Departemen Obstetri dan Ginekologi FK-KMK UGM. Dokter Anis memaparkan pengertian kanker serviks, letak kanker serviks, ciri-ciri kanker serviks, virus HPV yang menjadi penyebab penyakit, perjalanan penyakit, vaksinasi atau pencegahan serta pengobatan penyakit. Media penyuluhan yang digunakan adalah slide presentasi dengan menampilkan gambar-gambar yang berhubungan dengan kanker serviks supaya lebih mudah dipahami. Waktu penyuluhan kurang lebih 45 menit. dr. Anis juga meminta warga untuk mengerjakan pre test dan post test untuk mengetahui tingkat perubahan pengetahuan selama diberikan penyuluhan.

Masyarakat cukup antusias dan menyambut dengan baik kegiatan ini. Banyak warga yang memberikan pertanyaan kepada pembicara. Sebagian besar warga menyampaikan kekhawatirannya terkait penyebaran dan penularan virus kanker serviks. Masyarakat berharap dapat berdiskusi lebih lanjut mengenai topik-topik yang berkaitan dengan kanker serviks maupun secara umum dengan dr. Anis. Selain itu, masyarakat berharap terus dilakukan kerjasama dengan HDSS Sleman baik dalam kegiatan penyuluhan maupun bentuk pengabdian masyarakat dengan tema yang lainnya.

 

Gambar 1. Kegiatan Penyuluhan di Dusun Sidomulyo