Ibu Bekerja dan ASI Eksklusif: Benarkah Ada Hubungannya?

Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi, mengandung segudang nutrisi penting. Namun, banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif, terutama bagi ibu bekerja. Pemberian ASI eksklusif merupakan bagian dari SDG Goal 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, yang bertujuan untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. Studi ini meneliti hubungan antara status pekerjaan ibu dan status pemberian ASI Eksklusif menggunakan data sekunder dari HDSS Sleman.

Data dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan 297 ibu atau pengasuh bayi/balita. Analisis chi-square digunakan untuk melihat hubungan antara status pekerjaan dan pemberian ASI. Hasilnya menarik, tidak ada hubungan yang ditemukan antara status pekerjaan ibu dan status pemberian ASI.

Temuan ini berbeda dengan penelitian nasional sebelumnya yang menunjukkan ibu bekerja lebih jarang memberikan ASI eksklusif dibanding ibu tidak bekerja. Apa yang bisa kita pelajari?

Pertama, waktu bukanlah faktor tunggal. Keberhasilan ASI eksklusif bukan hanya soal ibu memiliki banyak waktu bersama bayi. Peran pemerintah penting untuk menyediakan fasilitas khusus menyusui atau memompa ASI, seperti yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah RI No. 33 Tahun 2012.

Kedua, ibu bekerja bisa sukses dengan ASI perah. Kemampuan ibu memberikan ASI perah di botol menjadi penentu penting. Fasilitas penitipan anak yang ramah ASI, baik di tempat kerja pemerintah maupun swasta, juga berperan penting. Studi lain menunjukkan dukungan berupa kebijakan dan program khusus di tempat kerja, seperti menyediakan tempat penitipan anak, waktu menyusui fleksibel, dan jeda istirahat khusus, dapat meningkatkan keberhasilan ASI eksklusif bagi ibu bekerja.

Kesimpulannya, studi ini menunjukkan tidak ada hubungan langsung antara status kerja ibu dan pemberian ASI eksklusif. Dengan mendukung ibu bekerja untuk memberikan ASI eksklusif, kita berkontribusi pada pencapaian SDG3. Namun, beberapa faktor lain seperti dukungan pemerintah, fasilitas tempat kerja, dan asuransi kesehatan dapat berperan penting.

Pemerintah perlu menambah durasi cuti melahirkan dan memperkuat regulasi yang mendukung pemberian ASI eksklusif di berbagai instansi. Tempat kerja juga perlu menyediakan fasilitas khusus menyusui atau memompa ASI, serta mendukung ibu bekerja dengan kebijakan dan program ramah ASI.

Mari kita dukung para ibu bekerja agar tetap bisa memberikan ASI eksklusif kepada buah hati mereka, demi mewujudkan generasi yang sehat dan sejahtera!

 

Penulis: Redaksi HDSS Sleman
Editor: Naufal Farah Azizah
Ilustrasi: Generated with AI ∙ 23 February 2024 at 12:24 pm

 

Referensi:
Nugroho, A. (2022). Working status is not related to exclusive breastfeeding. International Journal of Health Science and Technology, 3(3). https://doi.org/10.31101/ijhst.v3i3.2392 

 

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.