Bahaya Cedera Mengintai: Perbedaan Risiko di Kota dan Desa di Sleman

Pernah kepalang tanggung buru-buru di jalanan yang padat, menghindari motor dan menerobos keramaian? Tak sengaja salah langkah, dan bam! Anda sudah terkapar di trotoar. Beda cerita dengan adegan Anda sedang bertani di sawah yang damai, tiba-tiba heningnya pecah oleh suara Anda terjatuh dari tangga. Kedua situasi ini sama-sama apes, tapi sebuah penelitian menarik mengungkapkan perbedaan mengejutkan dalam risiko cedera antara wilayah perkotaan dan pedesaan di Sleman.

 

Sama-sama Cedera, tapi Beda Cerita

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti Universitas Gadjah Mada dengan memanfaatkan data sekunder HDSS Sleman ini menganalisis data dari hampir 20.000 orang di Sleman. Menariknya, meski 5% penduduk melaporkan pernah mengalami cedera, distribusinya tidak merata. Penduduk desa memiliki kemungkinan cedera sedikit lebih tinggi (6,5%) dibandingkan dengan penduduk kota (4,9%). Namun, tingkat keparahannya berbeda. Cedera perkotaan cenderung lebih parah, dengan 15,8% diklasifikasikan sebagai cedera berat dibandingkan dengan 9,5% di daerah pedesaan.

 

Siapa Pelakunya?

Biang keroknya ternyata berbeda. Kehidupan kota menghadirkan bahaya unik. Kecelakaan lalu lintas muncul sebagai penyebab utama cedera perkotaan (35,1%), kemungkinan besar karena volume dan kecepatan kendaraan yang lebih tinggi. Sementara itu, penduduk desa lebih mungkin terjatuh (35,0%), mungkin mencerminkan bahaya pekerjaan seperti bekerja di medan yang tidak rata atau di ketinggian.

 

Siapa yang Rentan?

Studi ini juga mengidentifikasi kelompok tertentu di setiap wilayah yang lebih rentan terhadap cedera. Di daerah perkotaan, pria, duda/janda, pelajar, dan mereka yang memiliki status sosial ekonomi rendah berisiko lebih tinggi. Di lingkungan pedesaan, lansia dan pengusaha menghadapi kerentanan yang meningkat.

Risiko cedera yang berbeda di wilayah perkotaan dan pedesaan Sleman dapat mempengaruhi pencapaian Sustainable Development Goals (SDG) Goal 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera. Upaya untuk mengurangi risiko cedera dan meningkatkan akses ke layanan kesehatan yang berkualitas perlu dilakukan di kedua wilayah.

 

Menyesuaikan Solusi dengan Kondisi

Temuan ini menyoroti pentingnya memahami lanskap cedera yang unik di berbagai wilayah. Pendekatan seragam tidak akan berhasil. Para peneliti menekankan perlunya intervensi yang ditargetkan: langkah-langkah peningkatan keselamatan jalan raya dan kampanye kesadaran di daerah perkotaan, serta inisiatif pencegahan jatuh dan pelatihan keselamatan untuk pekerjaan tertentu di masyarakat pedesaan.

Ingat, menjaga keselamatan bukan hanya tentang menghindari lalu lintas atau memperhatikan langkah Anda. Dengan memahami faktor risiko khusus untuk lingkungan Anda dan mengambil tindakan pencegahan, Anda dapat secara signifikan mengurangi kemungkinan Anda mengalami cedera.

Mari bersama-sama membangun komunitas yang aman dan sehat di Sleman dan berkontribusi pada pencapaian SDG Goal 3!

 

Penulis: Redaksi HDSS Sleman
Editor: Naufal Farah Azizah
Ilustrasi: Generated with AI ∙ 23 February 2024 at 12:24 pm

 

Referensi:
Dewi, F. S. T., Lestari, S. K., Wardani, R. K., & Nugroho, A. (2018, August). Risk Factors of Injury in Urban and Rural Areas in Sleman, Yogyakarta. In The International Conference on Public Health Proceeding (Vol. 3, No. 02, pp. 190-190). 

 

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.