Pemberdayaan Masyarakat dan Posyandu Lansia dalam Upaya Peningkatan Kesehatan Lansia di Kecamatan Ngaglik Sleman

Prolaps organ panggul (POP) merupakan masalah yang sering dialami dengan prevalensi 41-50% dari keseluruhan perempuan di atas usia 40 tahun dan akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia harapan hidup seorang perempuan (Nygaard et al, 2008; Barber, 2016). Faktor risiko prolaps organ panggul pascapersalinan vaginal di Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri atas faktor intrinsik (usia ibu, panjang genital hiatus maupun perineal body), dan ekstrinsik (paritas, indeks massa tubuh overweight dan obesitas, kenaikan berat badan selama hamil >15 kg, serta dilakukan episiotomi dan terjadi robekan perineum) (Pangastuti et.al., 2018)

Pemerintah Kabupaten Sleman telah berusaha meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Upaya peningkatan status kesehatan masyarakat sangat membutuhkan peran aktif dari tenaga kesehatan dan masyarakat. Salah satu wujud kegiatan tersebut dengan adanya Posyandu Lansia. Namun demikian, hampir seluruh Posyandu Lansia yang telah berjalan tidak memperhatikan masalah kesehatan reproduksi. Sedangkan secara fisiologis terdapat perubahan pada lansia yang menyebabkan beberapa masalah kesehatan reproduksi.

Tim pengabdian masyarakat yang diketuai oleh Dr. dr. Nuring Pangastuti, Sp.OG(K), selaku dosen Departemen Obstetri dan Ginekologi bekerjasama dengan HDSS Sleman mengadakan kegiatan pada Kader Kesehatan Kalurahan Sariharjo, Ngaglik, Sleman. Kegiatan dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember 2021 di Kalurahan Sariharjo. Harapannya, kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kader kesehatan sebagai upaya peningkatan derajat kesehatan lansia di wilayah Desa Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. (NN Hasanah).

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.