DIABETES MENGANCAM! HDSS SLEMAN TAK TINGGAL DIAM!

Tren penyakit Diabetes Mellitus (DM) kini tidak hanya menyerang kaum dewasa, tetapi juga para remaja, bahkan anak-anak usia dini, termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Prevalensi DM di DIY berdasarkan diagnosis dokter, pada anak usia ≥15 tahun menunjukkan peningkatan dari 1,7% pada tahun 2013 menjadi 3% pada tahun 2018. Hal ini juga dibenarkan oleh dr. Vina Yanti Susanti, M.Sc, Ph.D, Sp.PD-KEMD dalam hybrid webinar “Diabetes Mellitus Mengancam Generasi Muda Yogyakarta”, Kamis, 25 Mei 2023. dr. Vina membenarkan bahwa prevalensi DM usia muda semakin meningkat, banyak pasien usia 30 tahun yang sudah terdiagnosis penyakit DM. 

Fenomenal prediabetes pun kini semakin meningkat. Kondisi prediabetes merupakan kondisi penting, kondisi ini dapat diobati tanpa penggunaan obat dan akan menjadi normal kembali dengan menerapkan gaya hidup sehat yang baik. “Apabila prediabetes sudah berubah menjadi DM, maka komplikasi yang ditimbulkan akan semakin banyak, serta pengobatan akan semakin kompleks”, tutur Prof. dr. Hari Kusnanto Josef, SU., Dr.PH. Maka perlu untuk mengadakan screening lebih awal agar prediabetes tidak dapat berubah menjadi penyakit DM.

Penting untuk melakukan gaya hidup sehat, salah satunya dengan melakukan aktivitas fisik. Aktivitas fisik merupakan setiap gerakan otot yang membutuhkan energi. “Jadi tidak dibatasi dengan olahraga saja, apapun yang dilakukan sekedar mencuci piring, menyapu, kemudian misalnya di kantor naik turun tangga, berjalan ke parkiran itu sudah disebut sebagai aktivitas fisik”, jelas Dr. dr. Denny Agustiningsih, M.Kes., AIFM. Aktivitas fisik merupakan bagian dari gaya hidup sehat. 

dr. M Lutfan Lazuardi, M.Kes, Ph.D dalam sambutannya  menyebutkan bahwa telah terjadi berbagai perubahan perilaku hidup sehat, terutama menurunnya aktivitas fisik karena adanya kemajuan teknologi. Hal ini patut menjadi perhatian. Banyak penelitian membuktikan bahwa kurangnya aktivitas fisik pada usia remaja dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit diabetes tipe II di kemudian hari. Data dari HDSS Sleman juga menunjukan bahwa angka kejadian diabetes semakin banyak terjadi pada usia muda.

Perlu adanya intervensi bersama untuk meningkatkan aktivitas fisik sejak dini. Untuk itu Health and Demographic Surveillance System (HDSS) Sleman bekerjasama dengan Perkumpulan Promotor Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia (PPPKMI) DIY, Dinas Kesehatan Sleman, Disdikpora merangkul para stakeholder, orang tua wali murid serta para guru agar dapat saling bersinergi untuk mencegah penyakit DM sejak dini. 

Acara hybrid webinar sekaligus pertemuan rutin HDSS Handarbeni yang diadakan di aula gedung Tahir Foundation, FK-KMK UGM ini merupakan langkah awal untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya orang tua dan guru  akan bahaya penyakit DM sejak dini. 

Dr. Supriyati, S.Sos., M.Kes., moderator sekaligus tim pengabdian masyarakat “Be Active, Be Healthy” menjelaskan bahwa kegiatan ini masih akan terus berlanjut. Tim pengabdian masyarakat “Be Active, Be Healthy” bersinergi dengan para stakeholder lintas sektor, bersama dengan SD Percobaan 2 dan SMP Negeri 5 Depok akan menginisiasi program “Health Promoting School” di sekolah. Dengan adanya program “Health Promoting School” di sekolah, diharapkan anak-anak dapat membentuk kebiasaan hidup sehat sejak dini dengan banyak menyediakan media untuk melakukan aktivitas fisik di sekolah. Dengan demikian penyakit DM usia dini dapat dicegah. (WMI).

Hybrid Webinar “Diabetes Mellitus mengancam Generasi Muda Yogyakarta” dapat kembali disaksikan melalui video berikut.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.